REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meski perceraian itu dibolehkan dalam syariat Islam, akan tetapi perceraian itu sangat dibenci Allah SWT dan Rasul-Nya.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَبْغَضُ الْحَلَالِ اِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ الطَّلَاقُ
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perkara halal yang sangat dibenci ialah talak (cerai)." (Kasyful Ghummah)
Di Indonesia kasus perceraian umumnya terjadi akibat faktor ekonomi. Pihak istri merasa dan menganggap suaminya tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan anaknya, karena itu istrinya yang meminta diceraikan. Namun, ada juga pihak suami yang meminta cerai lebih dulu karena banyak faktor, misalnya karena ekonomi, pihak ketiga, sering bertengkar dan lain sebagainya.
Sebagai umat Islam, harus mengetahui tata cara talak (perceraian) sesuai syariat Islam. Sehingga suami tidak sembarangan mengucapkan talak kepada istrinya. Karena perceraian dihalalkan tapi tidak disukai oleh Allah SWT. KH Ahmad Sarwat Lc pada laman Rumah Fiqih menjelaskan tata cara talak sesuai syariat.
1. Talak Tiga Sekaligus
Jumhur ulama memang mengatakan bahwa talak tiga bisa jatuh jika suami mengatakannya tiga kali dalam satu majelis. Contohnya, ”Kamu saya talak, kamu saya talak, kamu saya talak.” Maka jatuhlah talak tiga.
Namun pendapat ini bukanlah satu-satunya. Karena ulama lain mengatakan bahwa lafaz seperti itu tidak menjatuhkan talak tiga tapi hanya talak satu saja. Dasarnya adalah hadits berikut ini.
Dari Mahmud bin Labid berkata bahwa Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada kami tentang seorang yang menceraikan istrinya talak tiga sekaligus. Lalu Rasulullah SAW berdiri sambil marah dan berkata, "Apakah kitabullah dipermainkan sementara aku masih berada di antara kamu?” Sampai-sampai ada seorang yang berdiri dan bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Ya Rasul, Bolehkah aku membunuh orang itu?” (HR Imam An-Nasa’i)
Selain itu memang dalam Alquran telah disebutkan bahwa talak itu berjenjang. “Talak itu dua kali” sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah.
Kedua pendapat ini merupakan pilihan yang masing-masingnya memiliki sejumlah dalil yang kuat.
2. Talak Tidak Butuh Saksi
Mentalak istri adalah sebuah pernyataan untuk melepaskan hubungan syar'i antara suami dengan istri. Talak dilakukan oleh suami kepada istrinya, tanpa membutuhkan saksi atau hadir di depan hakim. Cukup dilakukan dengan lafadz, ungkapan atau pernyataan. Ungkapan atau lafaz cerai itu ada dua macam. Pertama lafaz yang sharih (jelas atau eksplisit) dan kedua lafaz yang majazi (tidak jelas atau implisit).
Lafaz sharih atau lafaz yang jelas
Di mana di dalam lafaz itu disebutkan secara jelas kata cerai, talak atau firaq. Jika hal ini disebutkan, maka meski dilakukan dengan main-main, tapi talaknya tetap jatuh.
Lafaz yang sharih misalnya, ”Aku ceraikan kamu.” Bila lafaz itu diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya, maka jatuhlah talaq satu. Bahkan meski itu dilakukan dengan main-main.
Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang main-mainnya tetap dianggap serius, yaitu nikah, talak dan rujuk.” Dalam lain riwayat disebutkan, “nikah, talak dan membebaskan budak.”
Lafaz yang bersifat kina`i
Yaitu lafaz yang tidak secara jelas menyebutkan salah satu dari tiga lafaz itu atau lafaz yang bisa bermakna ganda. Misalnya adalah apa yang anda sebutkan di atas. Seperti seroang suami berkata kepada istrinya, ”Pulanglah kamu ke rumah orang tuamu.” Dalam kasus seperti ini, maka yang menjadi titik acuannya adalah niat dari suami ketika mengucapkannya atau `urf (kebiasaan) yang terjadi di negeri itu.
Misalnya, kata-kata,”Pulanglah ke rumah orang tuamu.” Apakah lafaz ini berarti thalaq atau bukan? Jawabannya tergantung niat atau kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Jika kebiasaannya lafaz itu yang digunakan untuk mencerai istri, maka jatuhlah thalak itu. Bila tidak, maka tidak.
Talak kina`i ini tidak menjatuhkan talak kecuali bila dengan niat dari pihak suami. Jadi tergantung pada niatnya saat melafalkan lafaz kina’i itu.
3. Istri Tidak Ditemui Saat Talak
Yang terpenting istri itu tahu dan mendengar informasi bahwa dirinya sudah ditalak suaminya. Tidak ada persyaratan bahwa lafaz talaq itu harus diucapkan suami langsung di depan istrinya.
Talak bisa saja disampaikan lewat tulisan atau pesan yang dibawa seseorang kepada istri. Talak itu sudah jatuh terhitung sejak suami mengatakannya, bukan tergantung kapan istri mengetahuinya.