REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan layanan Drinking Water yang dihadirkan di berbagai stasiun telah melalui berbagai uji termasuk kualitas air. Hasilnya, air minum yang dihadirkan pada layanan tersebut layak dikonsumsi.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, pihaknya menyediakan drinking water station di 22 stasiun per Juli 2024. Hal tersebut merupakan dukungan KAI untuk mengurangi penggunaan botol plastik sebagai salah satu langkah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE).
Anne menyebut, KAI telah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Coway International Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghadirkan layanan Drinking Water Station yang telah melalui beragam uji kelayakan.
“Kualitas air minum pada fasilitas Drinking Water Station telah memenuhi 20 dari 20 parameter standar baku mutu yang diuji berdasarkan pengujian oleh Coway Water Quality Laboratory. Selain itu, fasilitas air minum tersebut juga telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI,” kata Anne dalam keterangan pers, Sabtu (10/8/2024) lalu.
View this post on Instagram
Lebih lanjut, Anne menerangkan, parameter-parameter uji kualitas air pada drinking water station antara lain parameter mikrobiologi yang terdiri dari e.coli dan total bakteri coliform, dan parameter fisik berupa suhu, total dissolved solid, kekeruhan, warna, dan bau. Lalu, parameter kimia meliputi nitrat, nitrit, besi, mangan, arsen, kadmium, timbal, fluorida, dan aluminium, serta parameter kimia tambahan terdiri dari total kromium, tembaga, seng, dan nikel.
“KAI akan terus mendukung kampanye ataupun gerakan konservasi dan teknologi yang ramah lingkungan sebagai salah satu upaya peningkatan layanan terhadap pengguna jasa kereta api. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah menghadirkan ekosistem transportasi kereta api terbaik bagi masyarakat Indonesia,” kata Anne.