REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan mematikan Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza telah memicu seruan bagi Amerika Serikat (AS) untuk berhenti memberikan dukungan kuat bagi Israel, termasuk memasok senjata yang menurut para aktivis hak asasi manusia memicu kekejaman di daerah kantong Palestina tersebut.
Dilansir Aljazeera pada Ahad (11/8/2024), Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan lebih dari 100 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka pada Sabtu (10/8/2024) kemarin ketika Israel melancarkan serangan terhadap sekolah al-Tabin di Kota Gaza.
"AS dan sekutunya mengklaim gencatan senjata sudah dekat. Namun yang dilihat warga Palestina hanyalah lebih banyak kematian, pengungsian, dan keputusasaan. Genosida terus berlanjut," tulis salah satu pendiri dan presiden Arab American Institute, James Zogby di media sosial.
“Sudah saatnya sandiwara ini diakhiri. Israel tidak menginginkan perdamaian atau gencatan senjata. Mengapa kita masih mengirim senjata ke Israel?," kata dia.