REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Ray Rangkuti menanggapi pernyataan mundur Airlangga Hartarto sebagai ketua umum. Ia mengatakan, hal tersebut jelas sangat mengejutkan dunia politik Indonesia.
Menurut dia, alasan Airlangga tidak terdengar logis, jelas, dan konstitusional. "Pengunduran diri AH (Airlangga Hartarto) itu terdengar aneh, tiba-tiba, dan tentu saja mengejutkan," kata dia melalui pesan kepada Republika, Ahad (11/8/2024).
Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu menjelaskan, umumnya ketum partai akan mundur ketika melakukan tindakan hukum, tidak bisa menjalankan program, atau melanggar aturan partai. Menurut dia, tiga hal ini tidak ditemukan dalam pemunduran diri Airlangga.
Sebaliknya, menurut Ray, Airlangga justru sukses membawa Partai Golkar meningkatkan perolehan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pada saat yang sama, Airlangga juga sukses pula memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Golkar.
"Tidak ada alasan konstitusional, rasional dan kinerja yang memungkinkan tuntutan pemunduran diri AH," ujar dia.
Ia menambahkan, dalam beberapa kesempatan, Airlangga juga selalu mengungkap kesuksesannya selama memimpin Partai Golkar. Di sisi lain, tidak terdengar desakan dari internal partai yang ingin melengserkan Airlangga.
Bahkan, Airlangga juga sudah menerima dukungan dari berbagai organisasi sayap partai untuk melanjutkan kepemimpinannya di Partai Golkar. Mengingat, pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golkar sudah makin dekat.
"Maka, kesimpulan dari semua yang disebutkan di atas, pengunduran diri ini sebagai sesuatu yang sulit dinalar," kata dia.
Ray menilai, pengunduran diri Airlangga akan berimplikasi terhadap kesiapan Partai Golkar menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Apalagi, pendaftaran pasangan calon kepala daerah akan dibuka dalam waktu tak sampai satu bulan lagi.
"Artinya, paling lambat minggu ketiga Ketum baru Golkar sudah ditetapkan. Dan, apakah nasib KIM plus akan terancam? Kita tunggu saja lanjutannya," ujar Ray.
Airlangga resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin partai. Hal tersebut disampaikan Airlangga melalui rekaman video yang diterima wartawan di Jakarta, pada Ahad. Dalam rekaman itu, Airlangga mengaku mundur untuk mempertahankan keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas selama transisi pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar, dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar,” begitu kata Airlangga.