REPUBLIKA.CO.ID, Selama puluhan tahun, Pondok Boro telah menjadi wisma bagi para perantau yang mengadu nasib di Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Pondok tersebut menyewakan lapak tidur yang dapat dibayar per malam dengan harga terjangkau. Saat ini harganya Rp 4.000 per malam.
Pada siang 30 Juli 2024 lalu, Republika menyambangi Pondok Boro yang terletak di Jalan Sumenuban RT03/05, Kelurahan Kauman, Semarang Tengah. Bangunan Pondok Boro berada di pinggiran Pasar Johar. Jika melihat kondisi bangunannya, kita bisa tahu bahwa ia sudah berdiri sejak beberapa dekade lalu.
Ketika melangkahkan kaki ke dalam pondok, bangunannya tampak agak terbengkalai dengan cat pada tembok sudah kusam dan terkelupas. Tak ada langit-langit. Mata kita bisa langsung melihat kerangka dan formasi kayu yang menyangga rangkaian genteng. Kemudian terdapat beberapa dipan panjang tanpa kasur yang menjadi tempat tidur para penyewa.
Kuli pasar, pedagang, dan pengasong termasuk di antara orang-orang yang menghuni Pondok Boro. Mbah Kalijan (70 tahun) adalah penghuni terlama dan tertua di Pondok Boro. "Saya di sini sejak 1973. Dulu (harga sewa per malam) masih sepuluh perak," ungkapnya ketika ditemui Republika.
Pria kelahiran 1954 tersebut berasal dari Kebumen, Jateng. Sejak menjadi penghuni Pondok Boro pada 1973, Mbah Kalijan sudah menjadi pedagang rokok asongan. Dia masih mengingat masa-masa awal menyewa lapak tidur di Pondok Boro.
"Dulu pas datang ke sini, tidak banyak (penghuninya), hanya 25 orang. Tapi waktu itu pernah sampai 200 orang. Lalu (penghuni) pada pindah setelah ada kebakaran (Pasar Johar)," kata Mbah Kalijan.