Senin 12 Aug 2024 11:52 WIB

Pengamat Nilai Pengunduran Diri Airlangga demi Beri Ruang Jokowi atau Gibran Pimpin Golkar

Pengunduran diri Airlangga secara tiba-tiba dan mengejutkan banyak pihak.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Gibran Rakabuming Raka.
Foto: dok partai golkar
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airlangga Hartarto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Ahad (11/8/2024). Pengunduran diri Airlangga itu telah dilakukan pada Sabtu (10/8/2025).

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai mundurnya Airlangga dari kursi ketua umum tak bisa dipisahkan dari tekanan dari luar partai. Apalagi, pengunduran diri Airlangga dilakukan secara tiba-tiba dan cukup mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga

"Ada tekanan akan dikasuskan, akan dipenjarakan. Kan itu jadi persoalan," kata dia kepada Republika, Senin (12/8/2024).

Ujang menilai, peran Airlangga di Partai Golkar cukup kuat. Di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 misalnya, Airlangga bisa menambah raihan suara partai secara nasional. Bahkan, Airlangga diunggulkan untuk kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar dalam musyawarah nasional (munas) yang akan digelar beberapa bulan ke depan.