REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak orang yang mengira bahwa kesenian musik, ilmu dan alat-alatnya ditemukan oleh orang-orang Eropa secara murni. Padahal kenyataannya mereka banyak berhutang jasa kepada bangsa Arab dalam hal musik.
Orang Arab telah banyak memasukkan alat-alat musik ke Eropa yang menjadi tulang punggung bagi seni musik di Barat. Misalnya pada abad ke-11, orang Arab telah memasukkan alat musik rebana ke Eropa, kemudian disusul dengan dua alat musik lainnya, yaitu kecapi dan gitar. Sebagaimana mereka juga memasukkan alat musik gendang, yaitu peralatan yang ditabuh.
Dari orang Arab juga, orang Eropa mengetahui kastanyet yang dalam bahasa Arab disebut "Ash-Shinaj" dan dinukil ke bahasa Inggris menjadi "Sunaga." Mereka juga mengenal gendang segi empat yang mereka sebut "Ad-Darfu" dan "Bandir." Kedua alat terakhir ini merupakan alat musik yang ditabuh dan telah ada sejak sebelum Islam.
Eropa juga mengenal gendang Arab dan akhirnya beredar ke mana-mana dengan nama yang bermacam-macam, seperti "Tabal." Di antara alat musik yang dikenal Eropa yang juga dari Arab adalah Fanfare (musik yang dimainkan oleh terompet) yang berasal dari kata Arab "Anfar" jamak dari "Nafir." Demikian juga dengan alat musik "Al-Qanun," yang oleh orang Eropa disebut "Canon."
Dikutip dari buku 147 Ilmuan Terkemuka Dalam Sejarah Islam karya Muhammad Gharib Gaudah diterjemahkan Muhyiddin Mas Rida Lc dan diterbitkan Pustaka Al-Kautsar. Dijelaskan bahwa orang-orang Eropa juga mengambil dari Arab cara membuat melodi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama "Tablature" yang banyak dipraktikkan di Baghdad dan kota-kota di negara Arab sebelum dibawa ke Andalusia.
Tablature adalah cara menggunakan tali kecapi atau gitar dengan menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan not-not yang ada. Cara pembuatan melodi seperti ini masih tetap dipergunakan di Eropa hingga abad ke-8 Masehi, yang kemudian diganti dengan cara pembuatan melodi modern.
Sebelum Eropa mengenal bangsa Arab dan kaum Muslim, nyanyian Eropa yang dilantunkan di gereja-gereja masih sangat sederhana dan tidak memiliki susunan melodi yang indah. Lalu mereka belajar kepada bangsa Arab cara memasukkan melodi ke dalam lagu-lagu yang sederhana sehingga menjadi indah.
Dalam buku "Al-Musiqa Al-Kabir" berbicara tentang pengaturan nada suara dan disebut "at-tadh'if" dan kadang-kadang disebut "at-tarkib." Inilah asal dari ilmu pengaturan nada suara yang sekarang di Eropa dikenal dengan istilah "Harmony" dan menjadi dasar pembuatan musik modern.
Para mahasiswa dari Eropa belajar dasar-dasar musik di Andalusia yang di antaranya berhubungan dengan pengaturan nada suara, dan di kalangan mereka dikenal dengan nama "organum."
Mari kita baca apa yang ditulis dalam bahasa Latin oleh sejarawan Spanyol, Virgile of Cordova pada abad ke-11 tentang pengajaran yang berlangsung di Universitas Qordova.
"Ada enam orang profesor yang mengajarkan ilmu nahwu setiap hari di Qordova. Ada lima profesor yang senantiasa mengajarkan ilmu logika. Kemudian ada tiga profesor yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam setiap hari. Sebagaimana juga ada satu orang profesor yang mengajar geometri, dan tiga orang mengajar fisika. Di sana ada juga dua profesor yang mengajarkan musik, itulah kesenian yang disebut dengan organum atau dalam bahasa Arab al-arghanah."
Seorang orientalis Britania, Dr. Henry Farmer menegaskan bahwa buku-buku yang diterbitkan dalam bahasa Latin pada abad pertengahan kebanyakan berasal dari terjemahan buku-buku berbahasa Arab. Hal yang sama juga ditegaskan oleh orientalis Wipra yang menyatakan bahwa musik abad pertengahan "aslinya adalah dari Arab."
Pernyataan senada juga diulangi oleh peneliti Spanyol, Edmundo Coura Lopez dalam buku- bukunya, bahwa musik Arab adalah induk musik Spanyol, sedangkan musik Spanyol adalah induk musik dunia. Terakhir kita mengutip perkataan peneliti pertelevisian Inggris, James Burke, dalam bukunya berjudul "lndama Taghayyara Al-Alam" tentang peranan musik Arab.
James Burke berkata, "Barangkali penghargaan itu perlu disematkan kepada para pemusik Arab yang telah membawa musik Arab dalam bentuk puisi dan alat-alat musik melalui daerah Provance di Tenggara Prancis dan melalui lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para penyanyi keliling, sebelum akhirnya berubah menjadi puisi dan musik bercorak modern, akan tetapi masih terlihat pengaruh Arabnya. Kemudian pada tahun 1050, Guido D'Arenzo membuat tangga lagu dengan nama-nama Arab."