Selasa 13 Aug 2024 16:00 WIB

Perubahan Iklim Picu Peningkatan Suhu Udara di Malam Hari

Suhu malam hari di atas 25 derajat Celsius dapat memperburuk kualitas dan lama tidur.

Rep: Mgrol152/ Red: Satria K Yudha
Suhu panas (ilustrasi)
Foto: pixabay
Suhu panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia secara signifikan meningkatkan jumlah malam yang panas bagi hampir satu dari tiga orang di seluruh dunia, demikian hasil analisis global. Suhu malam hari yang tinggi dapat menjadi berbahaya jika suhu tersebut menghalangi tubuh manusia untuk mendinginkan diri dan memulihkan diri dari panasnya siang hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk menjaga suhu ruangan pada atau di bawah 24 derajat Celsius pada malam hari, ambang batas di mana tidur menjadi tidak nyaman. Hal ini terutama penting bagi orang-orang yang rentan, seperti bayi, lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis, menurut WHO.

Dikutip dari Japan Today, pembakaran batu bara, minyak, dan gas yang melepaskan emisi yang memanaskan iklim ke atmosfer, memicu peningkatan suhu udara di malam hari di atas 25 derajat Celcius, menurut Climate Central, sebuah kelompok ilmuwan dan komunikator iklim independen.

Sekitar 2,4 miliar orang mengalami setidaknya dua minggu tambahan rata-rata per tahun selama satu dekade terakhir ketika termometer tidak berada di bawah 25 C pada malam hari.