REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ancaman Iran untuk melakukan serangan skala penuh terhadap Israel dilaporkan bisa ditunda dengan catatan ada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pekan ini. Reuters melaporkan, kesepakatan tersebut akan menahan Iran untuk tidak melakukan pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, kata tiga pejabat senior Iran.
Iran telah bersumpah akan memberikan respon keras terhadap pembunuhan mantan perdana menteri Palestina yang dilakukan ketika ia mengunjungi Teheran akhir bulan lalu. Secara eksplisit, Iran dan Hamas menyalahkan Israel. Israel tidak mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya. Untuk mencegah eskalasi memanas, Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel.
Salah satu sumber, seorang pejabat senior keamanan Iran, mengatakan kepada Reuters, Iran, bersama dengan sekutunya seperti Hizbullah, akan melancarkan serangan langsung jika perundingan Gaza gagal atau Israel merasa bahwa mereka memperlambat negosiasi. Sumber-sumber tersebut tidak mengatakan berapa lama Iran akan membiarkan perundingan berjalan sebelum memberikan respon.
Risiko perang Timur Tengah yang lebih luas setelah pembunuhan Haniyeh dan komandan Hizbullah Fuad Shukr membuat Iran telah terlibat dalam dialog intensif dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Dialog tersebut dilakukan terkait cara-cara untuk mengalibrasi pembalasan, kata sumber-sumber itu, yang semuanya berbicara tanpa menyebut nama karena sensitivitas masalah ini.