Rabu 14 Aug 2024 10:57 WIB

Heboh Paskibraka Diduga Dipaksa Lepas Jilbab, Ini Kata PBNU

Tidak ada alasan untuk menolak penggunaan jilbab dalam paskibraka.

Rep: Muhyiddin, Erik Purnama Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Paskibraka Matraman bersiap mengibarkan bendara Merah Putih pada upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-95 di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Sabtu (28/10/2023). Upacara Sumpah Pemuda ke-95 kali ini mengangkat tema Bersama Majukan Indonesia yang diikuti oleh perwakilan Museum Sumpah Pemuda, pelajar se-Jabodebek serta masyarakat umum.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Paskibraka Matraman bersiap mengibarkan bendara Merah Putih pada upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-95 di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Sabtu (28/10/2023). Upacara Sumpah Pemuda ke-95 kali ini mengangkat tema Bersama Majukan Indonesia yang diikuti oleh perwakilan Museum Sumpah Pemuda, pelajar se-Jabodebek serta masyarakat umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Fahrur Rozi atau yang akrab dipanggil Gus Fahrur menanggapi viralnya informasi terkait 18 Muslimah di Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional yang terpaksa membuka jilbab. Dia berharap, aturan Paskibraka disesuaikan dengan agama dan keyakinan masyarakat Indonesia. 

"Kita berharap aturan Paskibraka dapat disesuaikan dengan agama dan keyakinan masyarakat," ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika, Rabu (14/8/2024). 

Baca Juga

Pengasuh Ponpes An-Nur Malang ini menjelaskan, pengunaan jilbab sudah sangat familiar di kalangan masyarakat dan menambah keanggunan penggunanya. Karena itu, menurut dia, seharusnya tidak ada masalah jika Paskibraka mengenakan jilbab.  

"Saya kira tidak ada kendala yang berarti jika petugas paskibraka memakai jilbab, tetap bagus sekali dan malah semakin tampak elegan," ucap Gus Fahrur.