Rabu 14 Aug 2024 15:00 WIB

Indonesia Pimpin Forum Kemitraan Global untuk Capai SDGs

Implementasi Agenda SDGs 2030 dinilai masih jauh dari harapan.

Papan informasi dipasang pada Philanthropy Learning Forum 18 di Jakarta.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Papan informasi dipasang pada Philanthropy Learning Forum 18 di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan untuk menjadi tuan rumah dan memimpin Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak atau High Level Forum Multi-Stakeholder Partnership (HLF-MSP). Forum itu untuk memperkuat kolaborasi global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Acara yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali itu diharapkan dapat memberi solusi di tengah tantangan global yang semakin kompleks. “Forum ini akan mempertemukan lebih dari 1.000 peserta, termasuk 31 kepala negara/pemerintahan, pejabat tingkat tinggi dari berbagai negara, organisasi internasional, bank pembangunan multilateral, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, filantropi, serta akademisi,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemenkominfo) Usman Kansong, di Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Dengan tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships for Development: Towards a Transformative Change," forum ini diharapkan menjadi momen strategis untuk mendorong dialog kebijakan dan memperkuat komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan. Tema ini diangkat karena dalam capaian global, implementasi Agenda SDGs 2030 dinilai masih jauh dari harapan dengan capaian persentase sebesar 15 persen dari target yang berada di jalur yang tepat.

Di samping itu, banyak target lainnya mengalami penurunan, dan lebih dari separuh populasi dunia berisiko tertinggal. Kemunculan berbagai krisis global yang saling terkait atau yang dikenal sebagai polycrises seperti pandemi, ketimpangan sosial, ketegangan geopolitik, kemiskinan ekstrem, krisis keuangan, disrupsi rantai pasok, hingga krisis lingkungan, menegaskan pentingnya reformasi dan penguatan tata kelola global. “Di tengah tantangan multidimensi ini, kemitraan inklusif dan transformatif menjadi solusi krusial,” kata Usman.

Kemitraan ini perlu didukung dengan semangat kesetaraan dalam relasi antara negara maju dan berkembang, serta pemenuhan hak pembangunan (rights to development) yang merupakan warisan dari Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Maka dari itu, HLF-MSP 2024 disiapkan dengan tujuan mendorong dialog kebijakan dan memperkuat komitmen dalam pembangunan global melalui kemitraan multi-pihak, serta memastikan keberlanjutan pembiayaan pembangunan.

“Forum ini juga akan mengidentifikasi faktor keberhasilan, praktik baik, dan pelajaran dari penerapan kemitraan multi-pihak di berbagai negara, yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian SDGs,” ujarnya.

Forum Tingkat Tinggi ini akan menghadirkan berbagai sesi penting, antara lain seperti Joint Session. Pembukaan resmi forum HLF-MSP yang dilakukan oleh Presiden Indonesia, diikuti dengan penyampaian pernyataan nasional dari para kepala negara/pemerintahan.

Lalu ada juga High Level Plenary Session, sebuah diskusi mengenai penguatan potensi Global South melalui kemitraan multi-pihak. Selain itu, ada Thematic Parallel Session yang terdiri dari 12 diskusi paralel yang mendalami setiap sub-tema.

Diselenggarakan juga kegiatan pendamping dengan 16 sesi tambahan yang diselenggarakan oleh berbagai pemangku kepentingan. Selanjutnya, kegiatan bilateral meeting yang diagendakan menciptakan lebih dari 50 pertemuan bilateral antar negara peserta.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement