Kamis 15 Aug 2024 10:32 WIB

Taman Alun-Alun Bandung akan Ditutup 3 Bulan, Ini Penyebabnya

Perbaikan rumput sintetis dilakukan agar para pengunjung yang datang lebih nyaman

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Taman Alun-alun Kota Bandung, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Taman Alun-alun Kota Bandung, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung mengungkapkan Taman Alun-Alun Bandung ditutup sementara selama tiga bulan. Penutupan taman berkaitan perbaikan rumput sintetis yang kualitasnya menurun.

"Iya ditutup untuk perbaikan area rumput sintetis karena sudah menurun kualitasnya," ujar Kepala DPKP Kota Bandung Rizky Kusrulyadi saat dikonfirmasi, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga

Rizky mengatakan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki rumput sintetis kurang lebih mencapai tiga bulan. "Kurang lebih (perbaikan) tiga bulan," katanya.

Ia mengatakan perbaikan rumput sintetis dilakukan agar para pengunjung yang datang dapat lebih nyaman bermain. Selain itu juga lebih aman untuk para pengunjung. "Karena umur teknisnya juga, intinya perbaikan itu agar kelak Taman Alun-Alun dapat digunakan dengan lebih nyaman dan aman," kata dia.

Di samping itu, masyarakat dapat memanfaatkan Taman Dewi Sartika untuk bermain dan berolahraga. Taman Dewi Sartika salah satu ruang terbuka hijau yang terletak di lingkungan Pemkot Bandung.

Pengunjung dapat menikmati segarnya udara Kota Bandung. Ada sejumlah fasilitas yang membuatnya menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai dan beraktivitas.

Taman Dewi Sartika dilengkapi dengan berbagai jenis tanaman, bunga, dan pohon yang menciptakan suasana sejuk dan nyaman. Terdapat bangku-bangku dan tempat duduk yang memungkinkan pengunjung untuk bersantai dan menikmati pemandangan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement