Kamis 15 Aug 2024 14:31 WIB

UNICEF Peringatkan Bahaya Panas Ekstrem pada Anak

Paparan panas ekstrem pada tubuh menimbulkan berbagai ancaman bagi kesehatan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Perubahan iklim (ilustrasi). UNICEF mengingatkan bahwa panas ekstrem memiliki dampah bahaya pada kesehatan anak.
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi). UNICEF mengingatkan bahwa panas ekstrem memiliki dampah bahaya pada kesehatan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Analisa terbaru UNICEF menemukan satu dari lima anak atau 466 juta anak tinggal di daerah yang mengalami jumlah hari sangat panas naik dua kali lipat setiap tahunnya dibandingkan dengan generasi kakek-nenek mereka. Analisa ini diambil berdasarkan perbandingan rata-rata jumlah hari sangat panas pada tahun 1960-an dengan 2020 sampai 2024.

Hari sangat panas didefinisikan hari yang suhunya di atas 35 derajat Celsius. Analisa UNICEF mengungkapkan perubahan iklim mempercepat dan meningkatkan skala hari-hari sangat panas yang melanda anak-anak di seluruh dunia yang sebagian besar tidak memiliki infrastruktur atau layanan untuk mengatasinya.

Baca Juga

“Hari-hari musim panas terpanas sekarang tampak normal, suhu panas yang ekstrem semakin meningkat, mengganggu kesehatan, kesejahteraan, dan rutinitas harian anak-anak,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell seperti dikutip dari situs resmi PBB, Kamis (15/8/2024).

Analisa ini juga memeriksa data tingkat negara dan menemukan anak-anak di 16 negara terpapar hari sangat panas satu bulan lebih banyak dibandingkan enam dekade yang lalu. Di Sudan Selatan, misalnya, pada dekade ini rata-rata anak-anak mengalami hari sangat panas 165 hari, jauh lebih banyak dibandingkan pada tahun 1960-an yang hanya 110 hari, sementara di Paraguay, angka tersebut melonjak dari 36 hari menjadi 71 hari.