REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negosiasi soal gencatan senjata yang telah lama diupayakan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza yang berlangsung di Qatar akan berlanjut hingga Jumat, karena para juru runding berupaya menyelesaikan rincian implementasinya, kata Gedung Putih pada Kamis.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan bahwa "masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan" terkait kesepakatan, yang akan mengakhiri permusuhan setidaknya selama enam pekan, memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, dan membebaskan sandera yang masih ditahan oleh kelompok Palestina, Hamas, di wilayah pesisir.
"Mengingat kompleksitas kesepakatan ini, kami tidak mengharapkan hasil pembicaraan ini hari ini dengan sebuah kesepakatan. Bahkan, saya memperkirakan pembicaraan akan berlanjut hingga besok. Ini adalah pekerjaan yang sangat penting," katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan daring.
"Hambatan yang tersisa bisa diatasi, dan kami harus menyelesaikan proses ini. Kami perlu melihat para sandera dibebaskan, bantuan untuk warga sipil Palestina di Gaza, keamanan bagi Israel, dan penurunan ketegangan di kawasan, dan kami perlu melihat hal-hal tersebut sesegera mungkin. Jadi, hari ini adalah awal yang menjanjikan, dan kami akan memberikan lebih banyak informasi sepanjang hari ini dan hingga besok saat perkembangan terus berlanjut," tambahnya.
Kirby membuat pernyataan itu saat negosiasi baru saja dimulai. Dia mengatakan bahwa kerangka kesepakatan sebagian besar telah disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat, dan kesenjangan yang tersisa berada pada "pelaksanaan kesepakatan."
Dia menolak mengungkapkan area ketidaksepakatan yang masih ada. Para mediator dari AS, Qatar, Mesir, dan Israel turut serta dalam pembahasan ini. Hamas pada Rabu mengatakan tidak akan ikut dalam putaran pembicaraan terbaru ini, dengan menyatakan lebih tertarik membahas pelaksanaan kesepakatan daripada konten tambahan.
Ketika ditanya tentang ketidakhadiran Hamas dalam diskusi itu, Kirby mengatakan format saat ini mirip dengan putaran pembicaraan sebelumnya di mana mediator dari Qatar dan Mesir berkoordinasi dengan Hamas.
"Di masa lalu, hal ini telah berjalan sangat mirip dengan yang terjadi di Doha hari ini, di mana para mediator akan duduk dan berdiskusi, menyelesaikan berbagai hal, dan kemudian para mediator tersebut akan berhubungan dengan Hamas, dan kemudian para pemimpin Hamas di Doha akan berkomunikasi langsung dengan Mr. Sinwar untuk mendapatkan jawaban akhir," katanya.
Kirby merujuk Yahya Sinwar, pejabat tertinggi Hamas di Gaza yang diangkat sebagai pemimpin politik senior kelompok tersebut setelah pembunuhan Ismail Haniyeh pada 31 Juli di ibu kota Iran, Teheran. Direktur CIA Bill Burns dan Brett McGurk, pejabat senior Presiden Joe Biden untuk Timur Tengah, mewakili AS di meja perundingan.
Lebih dari 40.000 warga Palestina tewas selama perang Israel di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Sebagian besar wilayah pesisir itu rata dengan tanah akibat gempuran terus menerus Israel yang telah meratakan seluruh daerah tersebut menjadi hamparan puing-puing.
Warga Gaza terus menghadapi kekurangan pangan, air, dan obat-obatan akibat pembatasan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, serta pembatasan yang signifikan terhadap pergerakan konvoi bantuan setelah mereka memasuki Jalur Gaza. Sebanyak 1.139 orang tewas dalam serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, yang memicu terjadinya perang saat ini.