Sabtu 17 Aug 2024 14:38 WIB

Mantan Napi Terorisme Ikut Upacara HUT RI, Mereka Bicara Bangkit dari Mental yang Down

Ada delapan mantan napi teroris yang mengikuti upacara HUT RI di Solo.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Mas Alamil Huda
Tiga Narapidana Teroris (Napiter) SYL, SYD, dan SND membacakan ikrar setia kepada NKRI secara bergantian di Lapas Kelas IIA Wirogunan, Yogyakarta, Kamis (9/11/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tiga Narapidana Teroris (Napiter) SYL, SYD, dan SND membacakan ikrar setia kepada NKRI secara bergantian di Lapas Kelas IIA Wirogunan, Yogyakarta, Kamis (9/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Sejumlah mantan narapidana terorisme (napiter) mengikuti upacara HUT RI ke 79 di Stadion Sriwedari, Kota Solo, Sabtu (17/8/2024). Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan, ada delapan mantan napi teroris yang mengikuti upacara. Hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka.

"Lewat Mas Jek (Jek Harun) kemarin sudah ngomong dengan saya, untuk ikut kegiatan di Pemkot. Apapun, upacara yang lain-lain, supaya ada pencerahan, kembali menjadi warga negara yang baik. Dan menjalani kehidupan yang lebih baik ke depan. Langsung saya persilakan," kata Teguh, Kamis (17/8/2024).

Baca Juga

Pihaknya menjelaskan, momentum kemerdekaan tersebut menjadi hal dari setiap warga negara. Apalagi eks napiter itu sudah kembali berikrar pada NKRI.

"Kalau sudah kembali, ya sudah sebut saja namanya langsung supaya tidak ada labeling. Kalau mentalnya sudah kembali, masih ada labeling, ngapain. Ini mengembalikan pola pikir lama. Jadi saya garis bawahi. Mulai hari ini, momen kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia, bagi semua saja," katanya.

"Kita pernah salah, bukan mereka saja. Sehingga kita yang punya kesempatan lebih, seharusnya bisa menerima. Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, kalau itu sudah terjadi, saya yakin tidak ada perbedaan lagi," katanya.

Sementara itu, Joko Tri Hermanto alias Jeck Harun mengaku senang dengan adanya pencabutan labeling itu. Pasalnya hal tersebut bisa membuat para eks napiter bangkit dari mental yang down.

"Yang paling urgent adalah meningkatkan mental temen-temen. Kalau dari bantuan kita tidak kurang-kurang. Tapi ya kembali lagi, kalau bantuan banyak, mentalnya tidak dibina baik, rentan kembali ke kelompok lama," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement