Ahad 18 Aug 2024 07:34 WIB

Udara Jakarta tidak Sehat pada Ahad Pagi, Warga Diimbau Hindari Aktivitas Luar Ruangan

Jakarta peringkat keempat kota dengan udara terburuk di dunia.

Red: Ani Nursalikah
Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air QualityA Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air QualityA Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jakarta pada Ahad pagi (18/8/2024), masuk kategori tidak sehat dan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Selain itu, Jakarta menduduki peringkat keempat sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Menurut situs pemantau kualitas udara IQ Air yang dipantau pada Ahad pukul 06.20 WIB, kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 174 mengacu kepada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 89 mikrogram per meter kubik.

Baca Juga

Konsentrasi sebanyak itu setara 17,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan gunakanlah masker, kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.