Ahad 18 Aug 2024 08:15 WIB

Kalah Lawan PSIS, Pelatih Persis Ungkap Penyebabnya

Persis takluk 0-1 lewat gol Alfeandra Dewangga.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Israr Itah
Pesepak bola PSIS Semarang Alfeandra Dewangga (kiri) bersama rekannya berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Arema FC pada pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (5/2/2024). PSIS Semarang mengalahkan tuan rumah Arema FC dengan skor 4-1.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Pesepak bola PSIS Semarang Alfeandra Dewangga (kiri) bersama rekannya berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Arema FC pada pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (5/2/2024). PSIS Semarang mengalahkan tuan rumah Arema FC dengan skor 4-1.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pelatih Persis Solo Milomir Seslija mengungkap penyebab Laskar Sambernyawa gagal memenangkan laga kandang perdana BRI Liga 1 2024/2025 melawan PSIS. Pertandingan derby Jateng di Stadion Manahan Solo tersebut berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Laskar Mahesa Jenar, Sabtu (17/8/2024). Gol dicetak Alfeandra Dewangga.

Milo sapaan akrabnya mengatakan timnya kesulitan membuat peluang di babak pertama. Ia mengatakan tidak ada serangan yang membahayakan gawang lawan selama 45 menit permainan.

Baca Juga

"Hari ini memang kesulitan mencuri peluang, seperti yang kita lihat tidak ada yang terjadi di 45 babak pertama karena PSIS bermain cukup rapi dengan sembilan pemain di belakang," kata Milo.

Pihaknya juga mengungkapkan kebobolan di ujung babak pertama melalui sepak pojok akibat adanya pemain yang tidak disiplin. Sementara soal kurangnya kreativitas pemain di lini tengah, pelatih asal Bosnia tak menampik hal tersebut. Ia juga mengatakan perlu adanya perubahan ke depannya untuk mencetak tiga poin.

"Memang harus ada perubahan. PSIS juga sebenarnya tidak all out untuk mencuri poin tiga poin karena dengan 10 pemain di belakang, banyak yang harus kita benahi termasuk kreativitas dan disiplin bermain," katanya.

Masalah lainya, Milo mengatakan ada dinding bahasa yang menjadi kendala di timnya. Ia mengaku masalah terbesar timnya adalah kurangnya komunikasi antarpemain selama pertandingan.

"Ada enam pemain yang terhalang bahasa, tapi masalah terbesar pemain saya adalah mereka tidak berbicara satu sama lainnya. Ada beberapa waktu mereka main sendiri. Permainan bola tanpa komunikasi antarpemain tidak bisa memenangkan permainan," katanya.

Sementara pelatih PSIS Gilbert Agius mengaku timnya memang tak banyak membuat peluang oada babak pertama. Meskipun secara penguasaan bola, menurutnya anak asuhnya lebih unggul dibanding Laskar Sambernyawa.

"Kami memang tidak banyak membuat peluang. Tetapi, kami bisa mengontrol permainan," kata Gilbert.

Memasuki babak kedua, pihaknya mengaku kesulitan di bawah tekanan Persis. Namun, ia mengapresiasi timnya karena berhasil mempertahankan keunggulan hingga wasit meniup peluit. Ia mengatakan Persis mempunyai pemain yang unggul di duel udara.

"Babak kedua, Persis membuat kami berada dalam tekanan. Saya sangat sangat senang dengan anak asuh saya karena mereka bertarung habis-habisan. Mereka bermain compact. Mereka berjuang sampai menit akhir," katanya.

Menurut dia, tidak mudah untuk bertahan dari banyak tendangan sudut dan bebas. Sebab, Persis punya eksekutor bola mati yang bagus. Namun, saya sangat senang dengan para pemain saya yang telah berusaha keras sepanjang 90 menit," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement