Ahad 18 Aug 2024 19:30 WIB

Ulama Turki: Nasionalisme Harus Jadi Pelayanan Islam

Islam menginspirasi peradaban dunia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ngaji Alquran.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi ngaji Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasionalisme positif bersumber dari adanya kebutuhan internal terhadap kehidupan sosial. Ia melahirkan sikap saling kerjasama dan saling membantu. Ia juga mewujudkan kekuatan yang bermanfaat bagi masyarakat, di samping menjadi sarana yang menopang ukhuwah Islamiyah.

"Nasionalisme positif ini harus menjadi pelayan Islam, harus menjadi benteng yang kokoh baginya, serta menjadi pagar yang melindunginya; bukan malah menggantikan posisi Islam," kata Said Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Al-Maktubat halaman 545-546

Baca Juga

Sebab, lanjut dia, persaudaraan yang dipersembahkan oleh Islam mengandung ribuan macam persaudaraan. Ia kekal di alam abadi dan alam barzakh. "Jadi, sekuat apapun bentuk persaudaraan sebangsa dan setanah air, ia hanyalah merupakan hijab bagi ukhuwah Islamiyah," jelas Nursi.

Sebaliknya, kata dia, penegakan nasionalisme sebagai alternatif bagi Islam merupakan kejahatan bodoh, sama seperti tindakan meletakkan batu benteng di tempat penyimpanan berlian lalu membuang berlian tersebut ke luar benteng.

"Wahai putra-putri bangsa pencinta Alquran! Sejak enam ratus tahun, bahkan seribu tahun yang lalu, dari masa Abbasiyah, kalian telah menantang seluruh dunia sebagai pembawa dan pengibar panji Alquran ke seluruh penjuru dunia," kata Nursi.

Menurut Nursi, para pecinta Alquran di Turki pada masanya telah menjadikan spirit nasionalisme-nya sebagai benteng bagi Alquran dan Islam. Mereka telah membuat dunia terdiam dan tunduk. Mereka telah menyingkirkan bencana besar yang nyaris menghancurkan kehidupan dunia Islam sehingga mereka menjadi bukti yang baik dari kebenaran ayat Alquran, di mana Allah berfirman:

﴿ﻓﺴﻮﻑَ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺑﻘﻮﻡٍ ﻳُﺤﺒُّﻬﻢ ﻭﻳُﺤﺒّﻮﻧَﻪُ ﺃﺫﻟّﺔٍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺃﻋﺰّﺓٍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ﻳﺠﺎﻫﺪﻭﻥَ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠّٰﻪ﴾

Artinya: “Kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum; yang dicintai oleh-Nya dan merekapun mencintai Allah; yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir; yang berjihad di jalan Allah." (QS al-Maidah [5]: 54).

"Karena itu, jangan kalian tertipu dan mengikuti tipu daya bangsa Eropa. Jangan sampai kalian menjadi bagian dari awal ayat di atas," kata Nursi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement