REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana mengapresiasi perkembangan pembangunan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mulai menginap dan bekerja di Istana Negara serta Istana Garuda IKN.
"Saya mengapresiasi melihat berbagai perkembangan di IKN, Ibu Kota Nusantara (IKN). Saya juga mengapresiasi dengan berbagai percepatan pembangunan yang dilakukan di IKN," ujar Putu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (18/8/2024).
Menurut Putu, selama ini semenjak Indonesia merdeka, Indonesia belum memiliki Ibu Kota secara khusus yang dibangun dengan menarasikan kemuliaan Nusantara. Tentu, kata dia, founding father sudah memberikan berbagai komitmen bagaimana menjadi sebuah bangsa dalam semangat satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
“Nah, sejalan dengan semangat tersebut, para pendiri bangsa membangun sebuah pondasi bangsa landasan berbangsa dan bernegara, way of life yaitu Pancasila. Dengan Pancasila menjadi dasar negara, dan juga dibangun dengan semangat atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap satu dalam semangat kebersamaan, persatuan sebagai satu bangsa yaitu Indonesia,” ujar legislator asal Bali ini.
Maka dari itu, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini berharap terjadi kesinambungan Presiden Jokowi yang telah menginisiasi atau menggagas agar Ibu Kota bisa berada di tempat yang baru. Bahkan, kata dia, telah melibatkan putra-putra terbaik bangsa dari berbagai bidang, khususnya seniman/desainer I Nyoman Nuarta dengan menggagas konsep di mana Ibu Kota benar-benar mencerminkan akar luhur budaya Nusantara, Indonesia.
“Semangat persatuan di mana Indonesia sangat dikenal sebagai Nusantara atau negeri yang memang di antara pulau-pulau yang begitu indah, yang memiliki kekayaan baik laut maupun kekayaan yang ada di darat/berbagai pulaunya,” ucap Putu.
Putu mengatakan pembangunan di IKN sudah dilakukan dengan maksimal dan komitmen menjadikan kota yang hijau, serta menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan. Makanya, lanjut Putu, perlu sistem tata kelola yang baik di IKN agar ke depannya terus menjadi kota yang menampilkan/manghadirkan kota pintar dan juga kota hijau, kota sehat bebas polusi yang berbasis digital.
“Pada prinsipnya adalah kita pertama kali dalam sejarah memiliki ibu kota yang memang didesain dari awal, karena selama ini memang spirit ibu kota kita justru terbangun karena keadaan dan belum terencana dan belum digagas/dikaryakan oleh anak bangsa. Tapi saat ini, kita bisa membangun dengan narasi kemuliaan Nusantara,” ungkap Putu.
Namun, Putu juga membayangkan jika ada sebuah halaman hijau atau pun sisi/sudut juga di tengah kolam/embung atau danau kecil bisa ditampilkan/dihadirkan artefak-artefak di masa lalu dengan narasi lengkap. Sehingga, apa yang menjadi konsep pembangunan IKN mencerminkan kenusantaraan itu, juga menghadirkan warisan luhur bangsa.
Putu menyampaikan perlunya juga menampilkan berbagai artefak masa lalu dari masa prasejarah, masa kerajaan atau masa kemerdekaan, juga dengan menampilkan kearifan lokal berbagai daerah. Hal ini akan memperkaya IKN dengan narasi-narasi mulia dari masa lalu sebagai inspirasi untuk generasi masa depan.
"Alangkah mulianya ditampilkan sebagai contoh artefak arca dari masa kerajaan Kutai, kerajaan Sriwijaya, kerajaan majapahit maupun arca-arca dari masa kerajaan lainnya. Bisa diambil ikon-ikon artefak dari Aceh hingga Papua," sambung Putu.
Putu menyebut IKN juga wajib menghadirkan berbagai kemuliaan dari berbagai daerah di Indonesia, menampilkan seni budaya, kearifan lokal masing-masing daerah di Indonesia dan juga warisan luhur dalam bentuk artefak masa lalu. Mungkin, kata dia, ibu kota bisa menjadi sebuah etalase kemuliaan baik dari sisi sastranya, alat musik traditionalnya, juga berbagai wastranya yang begitu indah juga kekayaan budaya lainnya.