Ahad 18 Aug 2024 22:36 WIB

88 Kasus Mpox di Indonesia, Seks Sesama Lelaki Jadi Resiko Utama

Varian terbaru yang lebih mematikan dari Kongo belum sampai Indonesia.

Red: Fitriyan Zamzami
Penumpang melintasi alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengantisipasi gejala Mpox saat tiba di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 2019 lalu.
Foto: ANTARA FOTO
Penumpang melintasi alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengantisipasi gejala Mpox saat tiba di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 2019 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan sejauh ini terdeteksi 88 kasus Mpox alias cacar monyet di Indonesia. Hubungan seksual sesama jenis, terutamm lelaki dengan lelaki disebut jadi salah satu penyebab penyebaran wabah yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global tersebut.

Dalam lansiran Kemenkes, disebutkan bahwa secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. 

Baca Juga

Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023. Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, dari 88 kasus yang dikonfirmasi, sebanyak 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui varian virusnya.

"Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada Tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual," ujar dr Yudhi pada konferensi pers Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia, Ahad (18/8/2024).