REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Tabligh Global dan Kerja Sama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ustaz Fahmi Salim (UFS) mengungkapkan tiga noda yang mencemari Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79 tahun ini.
Dalam ceramahnya, dia menjelaskan, 79 tahun Allah sudah memerdekakan bangsa ini. Namun, menurut dia, ada oknum-oknum yang sudah melupakan nikmat itu, dan kemudian bermaksiat dihadapan Allah SWT. Menurut dia, mereka ingin menjauhkan nilai-nilai Pancasila dari nilai-nilai keislaman.
"Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2024 ini menurut catatan kami telah dinodai oleh tiga hal sebagaimana dulu Bani Israil menodai kemerdekaan yang Allah berikan," kata Ustadz Fahmi Salim dalam keterangan video yang dikirimkan kepada Republika pada Ahad (18/8/2024).
Yang pertama, kata dia, HUT RI ke-79 ini dinodai hasrat diskriminatif dan Islamofobia yang tercermin dalam tindakan mengubah aturan Paskibaraka putri yang mengibarkan bendera sang saka merah putih. Awalnya, menurut dia, aturan membolehkan Paskibraka yang muslim untuk berjilbab dengan menggunakan ciput hitam.
Namun, aturan itu kemudian dihapus dan kembali kepada jahiliah dengan membuka rambutnya serta memperlihatkan aurat lehernya kepada yang bukan muhrim.
"Alasannya untuk apa? Keseragaman. Alasannya kami tidak melarang jilbab hanya tidak dipakai beberapa jam saja. Naudzubillah min dzalik. Katakan kepada orang itu, aturan menggunakan jilbab bagi seorang wanita muslimah itu gak bisa on off, gak bisa satu jam pakai, satu jam lepas," kata dia.
"Orang yang mengatakan atau membuat aturan itu berarti tidak tahu apa itu Islam," jelas Ustadz Fahmi Salim.
Kedua, lanjut dia, peringatan HUT RI ke-79 proklamasi kemerdekaan tahun ini juga telah dinodai oleh hasrat sebagian oknum yang pro terhadap penjajah Zionis Israel dengan kedok dialog Muslim-Yahudi. Bahkan, menurut dia, mereka pergi ke Israel di tengah genosida yang terjadi di jalur Gazam
Lihat halaman berikutnya >>>