Senin 19 Aug 2024 09:45 WIB

WNI di Malaysia Semarakkan 17 Agustusan Bersama Muhammadiyah

Muhammadiyah akan terus jaga nilai kemerdekaan.

Logo Muhammadiyah.
Foto: Wikipedia
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) meramaikan kegiatan Semarak Kemerdekaan Indonesia yang diadakan oleh keluarga besar Muhammadiyah Malaysia.

Ketua PCIM Malaysia Fauzi Fatkhur di Gombak, Kuala Lumpur, Minggu, mengatakan sekitar 400 orang dari keluarga besar Muhammadiyah Malaysia mengikuti kegiatan yang dibuat untuk ikut menyemarakkan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga

Kegiatan Semarak Kemerdekaan Indonesia bersama keluarga besar Muhammadiyah Malaysia itu diawali dengan upacara bendera sekitar pukul 09.00 waktu Malaysia (pukul 08.00 WIB). Kemudian dilanjutkan dengan pentas seni dari sanggar bimbingan di bawah pengelolaan Muhammadiyah di Malaysia.

Gelaran acara berlanjut dengan berbagai perlombaan misalnya khusus untuk peserta pria ada tarik tambang, bola voli, dan bikin rujak.

Untuk peserta perempuan ada lomba memindahkan gelas kertas menggunakan balon, tarik tambang, sarung estafet. Sedangkan anak-anak mengikuti lomba makan kerupuk, mencari koin di tepung, memasukkan sedotan dalam botol.

Bendahara II PCIM Malaysia Takhsis Ansori mengatakan kegiatan itu digelar Muhammadiyah Malaysia dengan dibantu oleh 21 mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah di beberapa daerah di Indonesia yang sedang mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di sana.

Hampir setiap tahun, menurut dia, pelaksanaan kegiatan memperingati hari kemerdekaan selalu dibantu oleh para mahasiswa KKN.

Salah seorang mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Farhan Dwi Rachmawan mengatakan senang melihat antusias peserta kegiatan tersebut, termasuk anak-anak.

Persiapan acara disebutnya cukup singkat, hanya sekitar enam hingga tujuh hari saja yang dibantu juga oleh Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM), Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah (PRIA), Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) hingga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM).

Sebelumnya, 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir menyampaikan pidato Kebangsaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia (RI) yang disiarkan TVMu Channel pada Jumat (16/8/2024). Di dalam potongan pidatonya, Haedar menyoroti sekuler, perjudian dan Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT)

Haedar mengatakan, Negara Republik Indonesia menjungjung tinggi dan mengakui agama serta kepemelukan agama sebagaimana termaktub dalam Pasal 29 UUD 1945. Artinya negara Indonesia tidak boleh memberi ruang dan mempraktikkan sistem kehidupan yang sekuler, anti agama, dan anti tuhan.

"Indonesia memang bukan negara agama, tetapi agama hidup dalam totalitas jiwa bangsa dan konstitusi Indonesia," kata Haedar dalam pidato Kebangsaan HUT Ke-79 RI, Jumat (16/8/2024).

Dalam pidatonya, Haedar mengutip pernyataan Presiden Pertama RI. Menurut Soekarno, bukan hanya bangsa, tetapi negara Indonesia haruslah bertuhan. Negara harus menjamin hak-hak dasar beragama. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement