REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Elektabilitas politisi Dedi Mulyadi terus mengalami kenaikan jelang pemilihan Gubernur Jawa Barat November tahun 2024. Hal itu terjadi seiring mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang diarahkan partai Golkar maju di Pilgub Jakarta.
Roki Arbi peneliti Indo Riset mengatakan telah melakukan survei pertanyaan top of mind tentang Pilgub Jabar yang dilakukan pada 14 hingga 17 Agustus. Hasilnya, Dedi Mulyadi unggul signifikan dan elektabilitasnya naik.
"Dalam pertanyaan top of mind tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi naik sebesar Rp 13 persen dari 21 persen ke 34 persen. Ridwan Kamil yang sudah menyatakan tidak akan maju di Pilgub Jabar mengalami penurunan," ucap Roki Arbi, Senin (19/8/2024).
Roki melanjutkan pihaknya juga melakukan simulasi elektabilitas terhadap 11 orang nama. Hasilnya tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi mengalami kenaikan mencapai 68.8 persen sementara calon lain di bawah 6 persen sehingga berat bersaing dengan mantan Bupati Purwakarta tersebut.
Nama-nama calon lain yang di bawah 6 persen seperti Susi Pudjiastuti, Ono Surono, Akhmad Syaikhu, Atalia Praratya hingga Ade Ginanjar. Roki mengatakan terjadi peningkatan suara Dedi Mulyadi secara signifikan setelah Ridwan Kamil tidak maju di Pilgub Jabar.
"Temuan Indo Riset menunjukkan bahwa Dedi Mulyadi unggul dalam simulasi dengan tiga nama dan simulasi head to head dengan angka di atas 80 persen," kata dia.
Selain itu, Dedi Mulyadi unggul di kabupaten dan kota yang dilakukan survei tersebut. Popularitas Dedi Mulyadi pun melejit meninggalkan kontestan lainnya di Pilgub Jabar.
Survei dilakukan terhadap warga Jawa Barat berusia 17 tahun ke atas yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Sampel dipilih sebanyak 600 secara acak menggunakan metode multi-stage random.
Margin of error survei sebesar kurang lebih empat persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan dengan tatap muka menggunakan kueisioner terstruktur.