REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris mengundurkan diri sebagai aksi protes atas keterlibatan negeri Raja Charles dalam kejahatan perang karena tetap mengirimkan senjata kepada Israel.
Surat pengunduran diri yang mengkritik penjualan senjata pemerintah ke Israel dilaporkan oleh media dikaitkan dengan Mark Smith, seorang diplomat yang bekerja di Kantor Kementerian Luar Negeri.
Pada Ahad pagi, BBC mengonfirmasi bahwa diplomat tersebut memang merupakan Mark Smith. Pejabat tersebut bekerja dalam bidang penanggulangan terorisme. Dia mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap penjualan senjata ke Israel.
"Dengan sedih saya mengundurkan diri setelah lama berkarir di dinas diplomatik... Saya tidak dapat lagi menjalankan tugas saya dengan mengetahui bahwa Departemen ini mungkin terlibat dalam Kejahatan Perang," bunyi surat itu.
Surat itu menambahkan: "Lebih dari setengah dari total jumlah rumah di Gaza dan 80 persen properti komersial rusak dan hancur. Bantuan kemanusiaan diblokir dan warga sipil seringkali tidak memiliki tempat aman untuk pergi. Ambulans Bulan Sabit Merah diserang, sekolah-sekolah, dan rumah sakit-rumah sakit menjadi sasaran serangan tiap hari. Ini adalah kejahatan perang."
“Tidak ada pembenaran atas berlanjutnya penjualan senjata Inggris ke Israel, namun hal itu terus berlanjut,” katanya.
"Saya telah menyampaikan hal ini di setiap tingkat organisasi termasuk melalui penyelidikan resmi dan menerima tidak lebih dari 'Terima kasih, kami telah memperhatikan kekhawatiran Anda,'" bunyi surat itu.
Kantor kementerian luar negeri menolak untuk mengomentari kasus mundurnya pejabat tersebut. Kantor tersebut mengatakan bahwa pemerintah, "berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional."
Smith, yang sebelumnya bekerja dalam penilaian lisensi ekspor senjata ke Timur Tengah untuk pemerintah, mengatakan: "Para menteri mengeklaim bahwa Inggris memiliki salah satu rezim lisensi ekspor senjata yang paling 'kokoh dan transparan' di dunia, namun hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ada".
Dia mengatakan setiap hari mereka menyaksikan, "Contoh yang jelas dan tak terbantahkan dari kejahatan perang dan pelanggaran Hukum Kemanusiaan Internasional," di Gaza yang dilakukan oleh Israel.
Surat elektronik pengunduran diri Smith tersebut dikirim ke berbagai daftar distribusi termasuk ratusan pejabat pemerintah, staf kedutaan dan penasihat khusus menteri Kementerian Luar Negeri, menurut BBC.
Sikap Mark Smith mendapatkan pujian di media sosial, termasuk dari Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki.“Saya berharap akan lebih banyak diplomat mengikuti jejak berani Mark Smith dan berbicara menentang penyebab kekejaman Israel,” tulisnya di X.
Pada Juni, Departemen Bisnis dan Perdagangan mengatakan Inggris telah mengeluarkan 108 izin ekspor senjata ke Israel sejak 7 Oktober saat dimulainya konflik Gaza, sementara lebih dari 300 izin masih aktif hingga bulan Mei.