Selasa 20 Aug 2024 05:01 WIB

Putra Ismail Haniyeh Ungkap Cara Misil Bisa Temukan Target Hingga Bunuh Ayahnya di Teheran

Abdussalam Haniyeh membantah laporan New York Times.

Ismail Haniyeh
Foto: IRAN'S SUPREME LEADER OFFICE
Ismail Haniyeh

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Abdussalam Haniyeh, putra dari pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang syahid di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024 lalu menungkapkan bagaimana ayahnya bisa terbunuh. Ia pun membantah klaim laporan media barat, seperti New York Times yang membuat laporan ayahnya terbunuh oleh ledakan bom yang sudah diselundupkan di kediaman tempat Haniyeh tinggal beberapa bulan sebelumnya.

Abdussalam menerangkan, bahwa ayahnya dibunuh lewat serangan misil. Menurutnya, sinyal telepon seluler (ponsel) ayahnya terlacak dan kemudian menjadi target misil yang dikirim oleh pihak musuh. Kepada Al Arabiya, ia mengatakan, terlacaknya sinyal ponsel itu membuat serangan misil begitu akurat menghantam kamar tempat Ismail Haniyet istirahat.

Baca Juga

"Seluruh struktur gedung pasti hancur oleh ledakan besar jika memang penyebabnya adalah bom yang diselundupkan di dalam ruangan. Teori keterlibatan ledakan bom tidak berdasar," kata Abdussalam, dilansir Albawaba, Senin (19/8/2024).

Abdussalam pun mengklarifikasi bahwa misil itu dipandu oleh sinyal ponsel yang berada dekat dengan ayahnya pada malam ayahnya terbunuh. "Ayah saya biasa menggunakan ponsel saat berpartisipasi dalam event tertentu, yang membuat proses pembunuhan menjadi lebih mudah. Saya pikir dia aktif menggunakan ponselnya hingga pukul 10.15 malam pada saat insiden terjadi. Saya berbicara beberapa kali denganya pada hari itu," kata Abdussalam.

Diketahui, Ismail Haniyeh berada di Teheran saat ia terbunuh usai menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian. Menurut pejabat Iran, pembunuhan terhadap Haniyeh juga disebut menggunakan misil jarak pendek. Berdasarkan hasil temuan awal, misil itu membawa hulu ledak seberat 7 kilogram.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement