REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) BPW Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Tifatul Sembiring mengaku pihaknya mendapatkan evaluasi terkait koalisi untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada). Mantan presiden PKS tersebut pun menuding evaluasi tersebut bersifat rancu mengingat sifatnya yang ideologis. Padahal, koalisi yang dibangun bersifat taktis.
“Agak rancu juga, jika dengan prinsip-prinsip di atas, dalam upaya2 PKS di pilkada2, yang bersifat taktis itu, TAPI dievaluasi secara idelogis. Ada yang mengirimkan hadits ‘ayatul munaafiq tsalaatsun’.Dsb,”tulis Tifatul lewat akun X nya, Senin (19/8/2024).
Hadits yang dimaksud oleh Tifatul yakni salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu ketika berbicara ia dusta, ketika berjanji ia mengingkari, dan ketika ia diberi amanat ia berkhianat".
Tifatul mengungkapkan, PKS memiliki empat tingkatan terkait koalisi, yakni koalisi ideologis, koalisi strategis, koalisi taktis dan koalisi teknis. Dia menjelaskan, dalam pengelolaan negara, level koalisinya strategis. Menurut dia, hal tersebut pernah dilakukan PKS saat bermitra dengan koalisi Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014).
Sementara itu, untuk Pilkada, Tifatul menjelaskan, pandangan PKS, hanya koalisi yang bersifat taktis. "Bagaimana sandang, pangan, papan masyarakat daerah setempatan bisa terpenuhi. Bagaimana pengangguran menurun, bagaimana kesehatan terlayani dengan baik, bagaimana infrastruktur daerah dibangun dan dipelihara. Bagaimana pendidikan bisa maju dsb,"ujar dia.
Apakah PKS sudah berubah?
Masih banyak yang penasaran tentang sikap PKS di Pilkada 2024.
Bismillahirrahmanirrahim..
1.Insya Allah PKS masih seperti yang dulu, tidak berubah. Azasnya tetap Islam dan cita2nya tetap Terwujudnya Indonesia yang berkeadilan, sejahtera dan…
— Tifatul Sembiring (@tifsembiring) August 19, 2024
“Adapun koalisi teknis, lebih kepada koalisi kemanusiaan. Kalau kata Kiyai saya ‘ukhuwwah bashoriyyah”lanjut Tifatul.
Dalam pertimbangan lain, Tifatul mengungkapkan, Dewan Syariah Pusat PKS, semacam lembaga Yudikatif, memberikan berbagai arahan kaidah ushulul fiqh.
Contohnya, ujar Tifatul, jika ada empat orang calon yang semuanya bagus, maka mengunakan prinsip ‘man ahsana minhum’ atau pilih siapa yang terbaik dari mereka.
Akan tetapi, jika hanya ada dua calon, ternyata keduanya kurang bagus, maka gunakan kaidah ‘akhoofudh dhoroorain’ atau siapa yang lebih ringan mudharatnya. Yang terpenting, ujar dia, kepemimpinan tersebut (dalam kondisi yang kedua) harus tetap ada.
Tifatul menegaskan, PKS yang mengurus lebih dari 400 pilkada pada 2024 ini menggunakan prinsip-prinsip tersebut. "Demikianlah usaha-usaha maksimum yang dapat kami upayakan. Bagi teman-teman yang punya pendapat dan pilihan lain, silakan,"kata dia.