REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Seorang perwira bintara di Pasukan Pertahanan Israel tewas sementara seorang tentara lainnya terluka parah akibat serangan pesawat tak berawak Hizbullah di Israel utara pada Senin (19/8/2024) pagi, kata militer Israel.
Tentara yang terbunuh tersebut bernama Chief Warrant Officer (CWO) Mahmood Amaria, 45 tahun. Dia merupakan seorang pelacak di Brigade Regional “Baram” ke-300, dari desa Badui utara, Ibtin.
Times of Israel yang melansir keterangan dari IDF, melaporkan, lima drone bermuatan bahan peledak diluncurkan dari Lebanon dalam serangan itu. Tiga di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome. Dua drone yang tersisa berhasil menembus Galilea Barat, satu di dekat Gesher Haziv dan satu lagi di dekat Ya’ara.
Drone yang menyerang di dekat Ya’ara menewaskan Amaria dan melukai beberapa tentara lainnya, salah satunya mengalami luka serius. Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Milisi bersenjata asal Lebanon ini mengklaim menargetkan posisi militer.
Dikatakan bahwa serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas serangan dan pembunuhan Israel di wilayah Tirus di Lebanon selatan. Pada Sabtu, IDF mengatakan mereka telah membunuh seorang komandan pasukan elit Radwan Hizbullah dalam serangan pesawat tak berawak.
Sementara itu, pada Senin, IDF mengatakan pihaknya melakukan serangan udara terhadap sel operasi Hizbullah di Houla, Lebanon selatan. Kelompok perlawanan tersebut mengumumkan kematian dua anggotanya oleh pasukan teroris Israel setelah serangan tersebut.
Pada Senin, IDF menargetkan peluncur roket dan sebuah bangunan yang digunakan oleh Hizbullah di Ayta ash-Shab, dan bangunan lain di Hanine. Pada malam, IDF mengatakan jet tempur menyerang beberapa bangunan yang digunakan oleh Hizbullah di Ayta ash-Shab, Beit Lif, dan Houla.
Hizbullah targetkan pangkalan militer..