Selasa 20 Aug 2024 13:49 WIB

Sehari Pemimpin Adil Lebih Baik daripada Ibadah 60 Tahun

Rasulullah SAW menegaskan keutamaan pemimpin yang adil.

ILUSTRASI Pemimpin.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
ILUSTRASI Pemimpin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai hadis, Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan keras kepada siapapun pemimpin yang berbuat zalim kepada rakyatnya. Rasulullah SAW juga mewanti-wanti kaum Muslimin agar tidak terbuai oleh tipu daya penguasa.

Beliau bersabda, “Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar, mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana. Namun, bila telah turun dari mimbar, mereka melakukan tipu daya dan pencurian (korupsi). Hati mereka lebih busuk daripada bangkai” (HR ath-Thabrani).

Baca Juga

Sebaliknya, Rasul SAW memuji siapapun pemimpin yang beriman dan amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya. Bahkan, keteladanan demikian dipandang lebih penting daripada ibadah ritual yang dilakukan berpuluh-puluh tahun lamanya.

Nabi SAW bersabda, “Satu hari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan yang turun selama 40 hari” (HR ath-Thabrani, Bukhari, Muslim, dan Imam Ishaq).

Seorang pemimpin yang berani menegakkan keadilan akan lebih membersihkan bumi dibandingkan dengan hujan selama 40 hari. Mengapa demikian? Sebab, keadilan yang ditegakkan akan membersihkan segala bentuk kejahatan, kecurangan, dan tipu daya yang dilakukan orang-orang zalim, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim.

Terlebih lagi, keadilan dalam suatu pemerintahan akan memberikan dampak pada banyak orang, bukan hanya pribadi-pribadi. Adapun air hujan—betapapun lebatnya—hanya mampu membersihkan kotoran atau najis belaka.

Semestinya, seorang pemimpin menjalankan tugas dengan baik dan seadil-adilnya. Bila ia terus berupaya, insya Allah, pertolongan dari-Nya akan datang. Itulah mengapa Nabi bersabda, "Orang-orang yang berbuat adil, nanti pada hari kiamat akan berada di atas mimbar cahaya di sisi Allah ... yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum mereka, dalam keluarga mereka, dan terhadap apa-apa yang mereka urus" (HR Ahmad, Muslim, dan Nasa'i).

Seorang pemimpin haruslah adil dalam memimpin rakyatnya. Sebab dengan tegaknya keadilan membuat rakyat merasa nyaman, aman, dan terwujud ketenteraman.

Di samping harus adil, seorang pemimpin juga penting memiliki sifat lemah lembut terhadap rakyatnya. Penuh dengan kasih sayang dan tidak berlaku sewenang-wenang, apalagi merampas hak-hak rakyatnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Lebih utamanya manusia di sisi Allah derajatnya di hari kiamat itu seorang pemimpin yang adil yang lemah lembut (memiliki kasih sayang). Dan seburuk-buruk hamba di sisi Allah derajatnya di hari kiamat, yaitu pemimpin yang zalim yang kasar" (HR Thabarani).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement