Dihadapkan dengan kenyataan ini, yaitu semakin banyaknya tentara dan peralatan yang hilang, serta penolakan ratusan prajurit cadangan untuk bertempur di Gaza, pemerintah Israel telah meminta mahkamah agung untuk memerintahkan wajib militer bagi para siswa yeshiva ultra-Ortodoks untuk menjadi tentara.
Mereka sebelumnya dibebaskan dari wajib militer. Sekitar 1.000 orang diperkirakan akan mendaftar pada 5 Agustus, namun hanya 30 orang yang datang.
Seperti seorang penjudi yang putus asa dan kompulsif yang melakukan lemparan dadu terakhir, Netanyahu kemudian memutuskan untuk mengintensifkan pengeboman terhadap tempat-tempat penampungan Palestina di seluruh Gaza, dengan mengklaim bahwa kampanye serupa pernah dilakukan oleh Sekutu pada masa Perang Dunia Kedua.