REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Berkontribusi nyata untuk mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya penumpukan sampah plastik, tim dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar pelatihan inovatif bertajuk "Green Economy untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Pengelolaan Limbah Sampah Rumah Tangga Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada Bank Sampah 3G (Go Freen Greenery)". Pelatihan ini berfokus pada teknik Ecobrick, sebuah metode kreatif yang mengubah sampah plastik menjadi produk bernilai guna, salah satunya adalah kursi, yang digelar pada Sabtu (10/8/2024).
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan dengan dukungan pendanaan BOPTN Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Vokasi Tahun Anggaran 2024 dari Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Universitas BSI yang diketuai oleh Siti Masripah, bersama Indah Purwandani, Ety Murhayaty, serta beberapa mahasiswa, berkolaborasi untuk memberikan pelatihan ini kepada masyarakat Bogor.
Wahyu, seorang penggiat lingkungan yang juga menjadi pembicara utama dalam pelatihan ini, dengan semangat membagikan ilmunya tentang Ecobrick. Ia menekankan pentingnya ketelitian dalam proses pembuatan Ecobrick, terutama dalam hal komposisi antara botol dan sampah plastik.
"Penting untuk memastikan kepadatan Ecobrick agar kokoh dan bermanfaat. Untuk botol 1,5 liter, kita perlu mengisi dengan 500 gram sampah plastik. Sedangkan untuk botol 500 ml, cukup 150 gram saja," jelas Wahyu, dalam rilis yang diterima, Selasa (13/8/2024).
Antusiasme peserta pelatihan terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Salah satunya datang dari Wafa yang ingin tahu apakah mika bekas bungkus makanan bisa digunakan dalam Ecobrick. Wahyu dengan sabar menjelaskan bahwa mika bisa digunakan asalkan dipotong kecil-kecil agar tidak ada rongga udara di dalam botol.
Sementara itu, Siti Masripah mengungkapkan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di wilayah perumahan Greenery Permai. Dengan keterampilan Ecobrick, masyarakat diharapkan dapat mengelola sampah plastik secara mandiri dan kreatif, bahkan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis.
"Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi titik awal bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan Ecobrick, sampah plastik bukan lagi masalah, melainkan peluang untuk berkreasi dan meningkatkan kesejahteraan," ungkap Siti.
Pelatihan Ecobrick ini merupakan bukti nyata komitmen Universitas BSI dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini, Universitas BSI terus berupaya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.