REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Piter Abdullah memprediksi Bank Indonesia (BI) berkemungkinan akan menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2024 yang digelar besok, Rabu (21/8/2024). Namun, kemungkinan itu tergantung pada keberanian BI dengan keyakinan bahwa The Federal Reserve bakal menurunkan suku bunga pada September 2024.
“Punya alasan besar untuk menurunkan suku bunga, yaitu kita deflasi sudah tiga bulan, kemudian nilai tukar sudah stabil di Rp 15 ribuan dan sudah ada sinyal yang jelas The Fed akan menurunkan suku bunga. Tinggal berani atau enggak BI untuk menurunkan suku bunga lebih awal,” kata Piter kepada Republika, Selasa (20/8/2024).
Piter menilai hanya ada dua opsi BI dalam memutuskan kebijakan suku bunga pada bulan ini, yakni menahan suku bunga atau menurunkan suku bunga. Sedangkan kemungkinan menaikkan suku bunga dianggap tidak menjadi salah satu opsi dengan alasan inflasi rendah, rupiah stabil, dan The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
“Artinya besok (RDG Agustus 2024) ada kemungkinan BI turunkan suku bunga kalau BI mengkalkulasi The Fed dipastikan turunkan suku bunga September. Kan (BI) selalu ngomongin ahead the curve, jangan pada saat naikkan suku bunga saja, tetapi juga ahead the curve pada saat menurunkan suku bunga,” ujar dia.
Sebelumnya diketahui, BI mengumumkan hasil RDG bulan Juli 2024 pada Rabu (17/7/2024). Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menahan suku bunga pada level 6,25 persen.
“Berdasarkan hasil pembahasan RDG BI pada 16—17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/7/2024).