Rabu 21 Aug 2024 05:46 WIB

Pemahaman yang Keliru akan Semangat Nasionalisme

Nasionalisme negatif ini tumbuh dan berkembang dengan menghabisi pihak lain.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi potret Said Nursi.
Foto: timesofummah.com
Ilustrasi potret Said Nursi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan Cendikiawan ternama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi memberikan nasihat kepada orang yang menunjukkan semangat nasionalisme negatif yang kuat. Menurut Nursi, Nasionalisme negatif ini tumbuh dan berkembang dengan menghabisi pihak lain dan eksis dengan cara memusuhi orang-orang di luar mereka. 

Meskipun hal ini disampaikan Nursi kepada orang-orang Turki, tapi masyarakat Indonesia juga bisa mengambil nasihat ini. 

Baca Juga

Nursi mengatakan, jika kalian memang benar-benar mencintai dan menyayangi bangsa, maka harus memiliki semangat yang diiringi kasih sayang terhadap mayoritas bangsa. Pasalnya, kata dia, mengabdikan diri pada kehidupan sosial kaum minoritas dari bangsa ini yang bersifat temporer―padahal mereka tidak layak dikasihani―dengan tidak memperhatikan mayoritas, sama sekali bukan merupakan semangat nasionalisme ataupun patriotisme. 

"Hal itu karena sikap patriotik dengan pengertian rasisme hanya memberikan manfaat untuk dua dari setiap delapan orang. Itupun dengan manfaat yang bersifat temporer," kata Nursi dalam karyanya, Al-Maktubat, halaman 551. 

Menurut Nursi, mereka memperoleh kasih sayang dari sikap patriotik tersebut, padahal mereka tidak layak mendapatkannya. Sementara enam lainnya, bisa jadi mereka sudah tua, sakit, tertimpa musibah, anak-anak, orang yang sangat lemah atau orang bertakwa yang memikirkan akhirat secara sungguh-sungguh. Mereka mencari pelipur dan cahaya yang memberikan harapan. 

Pasalnya, lanjut Nursi, mereka berorientasi pada kehidupan barzakh dan akhirat ketimbang kehidupan dunia. Mereka membutuhkan tangan-tangan penuh kasih yang mau memberikan pertolongan. 

"Semangat macam apa yang tega memadamkan cahaya harapan mereka serta tidak memedulikan kondisi mereka yang membutuhkan pelipur lara? Itu sama sekali bukan semangat patriotisme," jelas Nursi. 

"Mana belas kasih pada bangsa dan mana pengorbanan untuk mereka?! Kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah," kata Nursi. 

Sejak seribu tahun yang lalu, tambah dia, Allah telah menyeru putra-putri bangsa ini, elemen masyarakat, dan tentaranya untuk berkhidmah pada Alquran sekaligus menjadikan mereka sebagai pengibar panjinya. Karena itu, Nursi sangat berharap dari rahmat ilahi agar tidak membinasakan mereka dengan hambatan yang bersifat sementara insyaAllah. 

"Allah akan terus memberi bantuan kepada 'cahaya tersebut'serta menjadikannya lebih terang sehingga mereka dapat melanjutkan tugas suci tersebut," jelas Nursi. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement