Rabu 21 Aug 2024 12:09 WIB

Ratusan Hektare Sawah di Indramayu Puso Akibat Kekeringan

Penyebab terjadinya kekeringan karena panjangnya musim kemarau akibat El Nino

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Warga melihat kondisi embung irigasi yang mengering di Balongan, Indramayu, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga melihat kondisi embung irigasi yang mengering di Balongan, Indramayu, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU–Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu mengalami puso atau gagal panen. Kekurangan air di musim kemarau menjadi penyebab terjadinya kondisi tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, tercatat ada sekitar 765 hektare areal persawahan yang terdampak kekeringan pada musim kemarau ini. Kondisi itu tersebar di sejumlah kecamatan.

Yakni, Kecamatan Gantar 383 hektare, Kroya 154 hektare, Gabuswetan 17 hektare, Terisi 151 hektare, dan Kandanghaur 60 hektare. Dari luas area 765 hektare yang terdampak kekeringan itu, sebanyak 112 hektare mengalami puso. Kondisi puso itu terjadi di Kecamatan Gantar 14 hektare, Kroya 16 hektare, Gabuswetan 10 hektare, dan Terisi 72 hektare.

Baca Juga

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Kabupaten Indramayu, Imam Mahdi, penyebab terjadinya kekeringan itu tak lepas dari panjangnya musim kemarau akibat El Nino, yang menyebabkan mundurnya musim hujan sejak tahun lalu. ‘’Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan musim tanam juga menjadi mundur,’’ ujar Imam kepada Republika, Rabu (21/8/2024).

Menurutnya, akibat mundurnya musim tanam rendeng (penghujan), akhirnya membuat petani juga mundur melakukan musim tanam gadu (kering). Saat musim sudah memasuki kemarau, petani baru melakukan musim tanam gadu. Tak hanya faktor alam, tersendatnya pasokan air untuk mengairi areal persawahan juga disebabkan adanya proyek rehabilitasi saluran irigasi oleh BBWS.