Meskipun sebelumnya ia menyangkal adanya rencana untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa, ia kemudian dilaporkan mengatakan bahwa kegagalan untuk menghancurkan bangunan tersebut merupakan sebuah “tragedi” dalam sebuah wawancara dengan radio Israel.
Terlepas dari larangan bagi orang Yahudi untuk memasuki halaman masjid, selama bertahun-tahun kelompok pemukim Israel telah memasuki kompleks tersebut dengan didampingi oleh petugas keamanan Israel.
Sampai saat ini, mereka biasanya dicegah untuk melakukan ritual keagamaan (kecuali secara diam-diam) untuk mencegah terjadinya provokasi terhadap jamaah Muslim.
Mungkin insiden provokatif Israel yang paling terkenal di Al-Aqsa terjadi pada 28 September 2000, ketika pemimpin oposisi Israel saat itu, Ariel Sharon, memasuki halaman dengan dikawal oleh lebih dari 1.000 polisi Israel dan menyatakan bahwa Al-Aqsa akan selamanya berada di bawah kendali Israel.