Rabu 21 Aug 2024 20:37 WIB

Luhut: Penutupan PLTU Suralaya Segera Diumumkan

Penutupan PLTU Suralaya disebut dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
 PLTU Suralaya
Foto: dok. PLN
PLTU Suralaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana penutupan PLTU Suralaya di Cilegon, Banten, terus dimatangkan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengaku akan segera mengumumkan secara resmi rencana penutupan PLTU tersebut.

Menurut Luhut, penutupan PLTU Suralaya dapat mengurangi polusi udara di Jakarta. "(Menutup Suralaya) Penting untuk polusi udara di Jakarta. Kami sedang mengupayakan hal tersebut dan kami akan segera mengumumkannya," kata Luhut saat menghadiri kegiatan Indonesia Solar Summit 2024, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

PLN mengoperasikan delapan unit pembangkit listrik di kompleks pembangkit listrik Suralaya, dengan unit tertua yang telah beroperasi sejak tahun 1980-an. Pembangkit Suralaya merupakan salah satu sumber listrik utama Jakarta. Namun juga dituding sebagai penyebab tingginya polusi udara di kota berpenduduk 10 juta jiwa ini.

Dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.400 MW, PLTU batu bara Suralaya PGU menjadi unit terbesar di Indonesia yang dimiliki PT PLN Indonesia Power. Batu bara merupakan sumber energi dominan di Indonesia.