REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Bani Israil di Tanah Mesir bermula sejak masa Nabi Yusuf AS. Putra Nabi Yaqub--utusan Allah yang berjulukan Israil--ini mengawali kisahnya di negeri delta Sungai Nil itu sebagai budak.
Saat dibawa ke istana raja Mesir, statusnya sangat rendah. Namun, saat dewasa, nasibnya menjadi baik.
Bahkan, ratu Mesir lalu jatuh hati kepadanya. Itu lantaran wajah Yusuf AS yang begitu tampan.
Sang ratu sampai-sampai merayu dan menjebak Yusuf AS di dalam kamar. Namun, putra Yaqub AS itu tidak tergoda. Ia berhasil keluar dari kamar.
Kejadian ini lantas diketahui raja Mesir. Bukti-bukti menguatkan bahwa Yusuf AS tak bersalah. Namun, sang raja memilih untuk menghukum lelaki Bani Israil tersebut demi menjaga nama baik istrinya di mata publik.
Singkat cerita, Nabi Yusuf yang diberi mukjizat oleh Allah dapat menafsirkan mimpi, bebas dari penjara. Ia juga diangkat menjadi menteri sesudah berhasil menakwil mimpi raja Mesir.
Palestina, yakni negeri tempat Yaqub AS dan 11 anaknya, mengalami paceklik hebat. Mereka lantas hijrah ke Mesir.
Awalnya, mereka tak mengira bahwa sosok menteri yang menyambutnya adalah Yusuf. Barulah sesudah mengetahui keadaan yang sesungguhnya, Yakub AS terharu. Begitu pun 11 putranya. Terlebih lagi, Yusuf AS memaafkan para saudaranya itu, yang dahulu telah berkomplot untuk memisahkannya dari sang ayah.
Sepeninggal Yusuf AS, Bani Israil terus berkembang. Namun, posisinya kian tergerus. Hingga akhirnya, mereka menjadi kelompok paling inferior di Mesir.
Sosok Firaun Ramses II, penindas Bani Israil ....