REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pupuk Kujang, PLN Indonesia Power, dan IHI Corporation (IHI), telah menyepakati kerja sama dalam studi co–firing green ammonia atau amonia hijau di Pembangkit Listrik Labuan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara komersial yang dimiliki oleh grup PLN itu memiliki kapasitas produksi 300.000 kW.
Kerja sama tersebut dimulai dengan penandatanganan MoU ketiga pihak pada acara Asia Zero Emission Community (AZEC) 2024, yang diselenggarakan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Rabu (21/8/2024). MoU diteken oleh Maryono selaku Direktur Utama Pupuk Kujang, Edwin Nugraha Putra dari PLN Indonesia Power, dan Shinichi Takano dari IHI.
Melalui MoU ini, ketiga pihak berkomitmen untuk mengeksplorasi penggunaan amonia hijau sebagai bahan bakar bersih dan netral karbon pada PLTU batu bara. Hal itu dilakukan untuk menjawab tantangan pengurangan emisi CO2 dari pembangkit listrik.
Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryono, mengatakan, pihaknya percaya kolaborasi itu akan membuka jalan bagi penggunaan amonia hijau untuk mendukung program dekarbonisasi. ‘’Pupuk Kujang akan berperan mengonversi green hydrogen yang dihasilkan PLN IP menjadi green ammonia. Green ammonia ini akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses co-firing amonia di PLTU Labuan,’’ kata Maryono, dalam siaran pers, Rabu (21/8/2024).
Pemerintah saat ini mempertimbangkan penggunaan bahan bakar netral karbon seperti amonia dan hidrogen. Pupuk Kujang sebagai salah satu produsen amonia di Indonesia menjawab peluang itu dengan terus memproduksi amonia yang berkualitas.
Dalam perkembangan terbaru di sektor energi, amonia hijau yang dihasilkan dari energi terbarukan seperti tenaga angin, surya, dan panas bumi, telah terbukti efektif sebagai opsi bahan bakar alternatif dalam pembangkitan listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green ammonia dapat digunakan dalam proses co-firing, yaitu pembakaran di boiler atau tungku khusus untuk menggerakkan turbin bersama batu bara.
Penggunaan green ammonia itu berpotensi mengurangi ketergantungan pada batu bara, menurunkan emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi operasional. Inisiatif tersebut mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060, menandai langkah signifikan dalam mengurangi jejak karbon di Indonesia.
Melihat berbagai keunggulan itu, kerja sama itu menjadi langkah nyata menjalankan upaya Indonesia dalam mengurangi emisi CO2, sesuai dengan target nasional mencapai netralitas karbon tahun 2060. Berdasarkan MoU tersebut, ketiga pihak akan mengevaluasi kelayakan teknis dan ekonomi dalam mengintegrasikan green ammonia ke infrastruktur pembangkit listrik tenaga batu bara.
Adapun IHI akan fokus pada evaluasi teknis, khususnya terkait modifikasi burner atau alat pembakar untuk menggerakkan turbin listrik. Sedangkan PLN Indonesia Power akan menyediakan pembangkit listrik Labuan serta green hydrogen.