Kamis 22 Aug 2024 13:00 WIB

Dukung Dekarbonisasi, Pupuk Kujang Suplai Amonia Hijau untuk PLTU Labuan

Penggunaan amonia hijau berpotensi mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Rep: Lilis Sri Handayani / Red: Satria K Yudha
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa sawdust yang akan digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara di PLTU Suralaya, Cilegon, Banten.
Foto: dok PLN
Petugas PLN melakukan pengecekan terhadap biomassa sawdust yang akan digunakan sebagai substitusi bahan bakar batu bara di PLTU Suralaya, Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pupuk Kujang, PLN Indonesia Power, dan IHI Corporation (IHI), telah menyepakati kerja sama dalam studi co–firing green ammonia atau amonia hijau di Pembangkit Listrik Labuan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara komersial yang dimiliki oleh grup PLN itu memiliki kapasitas produksi 300.000 kW.

Kerja sama tersebut dimulai dengan penandatanganan MoU ketiga pihak pada acara Asia Zero Emission Community (AZEC) 2024, yang diselenggarakan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Rabu (21/8/2024). MoU diteken oleh Maryono selaku Direktur Utama Pupuk Kujang, Edwin Nugraha Putra dari PLN Indonesia Power, dan Shinichi Takano dari IHI.

Baca Juga

Melalui MoU ini, ketiga pihak berkomitmen untuk mengeksplorasi penggunaan amonia hijau sebagai bahan bakar bersih dan netral karbon pada PLTU batu bara. Hal itu dilakukan untuk menjawab tantangan pengurangan emisi CO2 dari pembangkit listrik.

Direktur Utama Pupuk Kujang, Maryono, mengatakan, pihaknya percaya kolaborasi itu akan membuka jalan bagi penggunaan amonia hijau untuk mendukung program dekarbonisasi. ‘’Pupuk Kujang akan berperan mengonversi green hydrogen yang dihasilkan PLN IP menjadi green ammonia. Green ammonia ini akan digunakan sebagai bahan bakar dalam proses co-firing amonia di PLTU Labuan,’’ kata Maryono, dalam siaran pers, Rabu (21/8/2024).