REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Panas dan dingin yang ekstrem menyebabkan sekitar 407.500 kematian di Eropa setiap tahun. Jika tidak ada tindakan lebih lanjut yang dilakukan untuk memerangi perubahan iklim, maka jumlah korban jiwa akibat cuaca ekstrem bisa meningkat, menurut estimasi baru dari para peneliti Komisi Eropa.
Dikutip dari Euro News, saat ini sebagian besar kematian terkait suhu di Eropa disebabkan oleh cuaca dingin. Tetapi, panas ekstrem akan menjadi tantangan yang semakin mematikan, terutama di Eropa bagian selatan dan daerah-daerah yang memiliki lebih banyak penduduk lanjut usia, demikian menurut penelitian tersebut yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Public Health.
Analisis ini mengasumsikan peningkatan pemanasan global sebesar 3 derajat Celsius, yang merupakan batas atas dari lintasan yang ada saat ini, menurut perkiraan PBB terbaru. Angka ini juga dua kali lipat dari target 1,5°C yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
“Eropa, seperti halnya di seluruh dunia, menghadapi peningkatan jumlah hari yang sangat panas, dan negara-negara tidak siap dengan dampak yang akan terjadi pada kesehatan penduduknya,” kata Madeleine Thomson, kepala dampak iklim dan adaptasi di yayasan kesehatan yang berbasis di Inggris, Wellcome Trust.