Kamis 22 Aug 2024 22:27 WIB

Ini Tradisi Warisan Sunan Gunung Jati yang Rutin Dihelat Kasepuhan Cirebon Tiap 15 Safar

Tradisi apeman sudah ada sejak Sunan Gunung Jati.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah patih dan abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat melaksanakan tradisi
Foto: (ANTARA/Fathnur Rohman)
Sejumlah patih dan abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat melaksanakan tradisi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi apem atau apeman. Tradisi yang telah berlangsung turun temurun itu dilaksanakan setiap tanggal 15 Safar dalam penanggalan Hijriah.

Tradisi apeman itu digelar di Langgar Alit, Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Kamis (22/8/2034). Apem merupakan kue yang terbuat dari tepung beras, yang dicampur dengan gula kelapa yang dicairkan  (gula kinca). Dalam tradisi apeman, kue apem dibagi-bagikan kepada kepada orang lain.

Baca Juga

"Ini bentuk sedekah, untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT dari bala (bencana/musibah). Tradisi ini juga untuk menyambut bulan Mulud (Rabiulawal),’’ kata Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat.

photo
YOGYAKARTA, 30/7 - PAWAI APEMAN MALIOBORO. Peserta mengikuti pawai apeman Malioboro di Kepatihan Yogyakarta, Sabtu (30/7). - (ANTARA)

Goemelar menjelaskan, tradisi apeman tersebut sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati. Kala itu, dengan keterbatasan yang ada, sedekah yang diberikan kepada orang lain dalam bentuk kue apem.