Jumat 23 Aug 2024 06:55 WIB

Ini Sosok Lawan Kuat Cak Imin pada Muktamar PKB

Pengurus dan kader PKB menjadikan Muktamar VI sebagai forum yang demokratis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Joko Widodo berpidato saat Muktamar V PKB di Bali, Selasa (20/8/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo berpidato saat Muktamar V PKB di Bali, Selasa (20/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tensi Muktamar VI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akan digelar di Bali pada 24-25 Agustus 2024 kian memanas.

Dua hari jelang pembukaan muktamar, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendapat lawan kuat, yakni dari Abdul Rochman yang akrab disapa Gus Adung.

Baca Juga

Munculnya Gus Adung membuat posisi Cak Imin yang telah bercokol sekitar 20 tahun di pucuk pimpinan PKB bakal mendapat saingan. Perebutan kursi ketua umum PKB pun diprediksi akan sengit dibanding muktamar-muktamar sebelumnya.

Gus Adung yang merupakan Sekjen Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Periode 2015-2024, mengaku telah mendapatkan restu dari para kiai untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum agar PKB bisa segera dibenahi secepatnya.

"Semua tahu kepemimpinan PKB saat ini kian memprihatinkan dan mendesak untuk ditata kembali. Muktamar ke-6 di Bali menjadi momentum tepat untuk mengembalikan PKB yang lebih bermarwah dan sejalan dengan garis perjuangan para kiai NU. PKB tidak bisa dilepaskan dari kiai karena mereka sebenarnya yang mendirikan dan turut mengawal," ujar Gus Adung dalam keterangan tertulis yang diterima //Republika.co.id//, Kamis (22/8/2024).

Kader senior PKB kelahiran Jombang, Jawa Timur, ini mengungkapkan, selain dari para kiai, dukungan untuk memimpin PKB ke depan juga telah diperoleh dari sejumlah cabang dan para mantan anggota Ansor yang berkiprah di PKB. Dia optimistis jumlah dukungan akan terus bertambah karena ada dorongan kuat dari akar rumput akan reformasi di tubuh PKB.

Menurut Gus Adung, selama ini para kader banyak yang tidak berani bersuara karena gaya kepemimpinan di PKB yang jauh dari prinsip-prinsip demokrasi.

"PKB harus dikembalikan semangat seperti saat para kiai mendirikan 1998 lalu yakni sebagai partai yang terbuka, modern dan reformis. Jangan sekali-kali kita khianati dan melenceng dari jalur perjuangan tersebut. Tanpa itu, PKB hanya terlihat besar dari luar saja tapi hakikatnya rapuh dan menuju arah kemunduran," ucap Adung.

Dia pun mengajak para pengurus dan kader PKB menjadikan Muktamar VI sebagai forum yang demokratis untuk mengevaluasi sekaligus mencari solusi guna membenahi partai ke depan. Untuk itu, menurut mantan Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) ini merumuskan ulang garis perjuangan PKB agar sesuai dengan prinsip dan idealisme saat didirikan adalah sebuah keniscayaan.

Mantan Ketua Umum PMII Cabang Ciputat ini juga siap membawa PKB ke depan sebagai partai yang berpegang teguh pada garis perjuangan, dekat dengan para kiai sekaligus adaptif dengan perkembangan zaman.

"Kita harus wujudkan PKB ini sebagai partai yang terbuka untuk siapa saja, tidak antikritik, tidak otoriter dan tidak dipimpin dengan cara-cara yang arogan, bahkan dengan nafsu kekuasaan yang tak terbatas," kata Gus Adung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement