Jumat 28 Oct 2022 10:00 WIB

Mengenal Apa Itu Generasi Sandwich dan Tips Cerdas Menyiasatinya

Kamu termasuk dalam generasi sandwich? Yuk, ketahui apa itu generasi sandwich, dampaknya, beserta tips agar tidak terjebak di dalamnya.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Pernahkah kamu mendengar curhat teman atau rekan kerja yang mengeluhkan tentang kondisi keuangannya yang harus menanggung kebutuhan 2 generasi sekaligus, yaitu orang tua dan keluarganya sendiri? Atau bahkan kamu adalah salah satu orang yang memiliki kondisi keuangan tersebut dan merasa kesulitan untuk mengatur arus kas?

Kondisi keuangan ketika seseorang harus menanggung kebutuhan hidup 2 atau 3 generasi sekaligus ini dikenal dengan sebutan generasi sandwich. Secara umum, maksud dari generasi sandwich ialah sekelompok masyarakat tertentu yang biasanya berada di rentang usia produktif dan mempunyai peran ganda. Maksud dari peran ganda pada generasi sandwich ini adalah bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pasangan dan anak, sekaligus orang tua dan juga mertuanya.

Lantas, apa sih yang sebenarnya hal yang membuat seseorang terjebak sebagai generasi sandwich ini? Selain itu, apa saja dampak dan tips cerdas untuk menyiasati hal tersebut? Nah, jika kamu ingin tahu penjelasannya, simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.

Baca juga: Cara Mengatur Gaji Bulanan untuk Generasi Sandwich

 

Apa Itu Generasi Sandwich?

generasi sandwich

Generasi Sandwich

Istilah sandwich generation alias generasi roti lapis pada dasarnya mengacu pada seseorang yang memiliki kondisi keuangan terimpit karena harus memenuhi kebutuhan diri sendiri dan pasangan dan anak, sekaligus orang tua atau mertua. Terjebak dalam situasi tersebut tentu saja membuat seseorang memiliki beban finansial yang lebih besar dan perlu memutar otak agar penghasilannya mampu memenuhi seluruh kebutuhan secara bersamaan.

Generasi sandwich umumnya berasal dari orang di usia setengah tua atau produktif yang harus menanggung biaya hidup dari generasi sebelumnya atau orang tua, dan generasi sesudahnya atau anak. Posisi yang menempatkannya di antara 2 generasi selayaknya roti lapis itulah yang menjadikan seseorang disebut sebagai generasi sandwich.

Awal Mula Munculnya Istilah Sandwich Generation

sandwich generatio

Sandwich Generation

Generasi sandwich sebenarnya adalah istilah yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat. Istilah tersebut pertama kali muncul pada sebuah studi di California di tahun 1981.

Hasil temuan dari studi tersebut kemudian dikembangkan kembali oleh Raphael dan Schlesinger melalui jurnalnya di tahun 1993. Pada studi tersebut, ada batasan kategori usia atas subjek penelitian mengenai generasi sandwich, yakni perempuan di kategori usia middle age atau kisaran umur 45 sampai 65 tahun.

Lalu, ada pula studi lain mengenai generasi sandwich dilakukan di Toronto yang membatasi kategori usia individu objeknya guna diklasifikasikan sebagai generasi roti lapis. Kendati demikian, studi ini memasukkan pula objek yang mempunyai anak di usia lebih dari 18 tahun serta mempunyai tanggung jawab merawat atau menjaga orang tua maupun mertuanya.

Beberapa waktu berselang, tepatnya di tahun 2019, Riina K, Marjanen P, dan WR Hernandes menyepakati jika generasi ini mengacu pada individu yang ada pada kondisi produktif untuk bekerja serta terjebak untuk menanggung kebutuhan keluarga serta tanggungan profesional.

Ada pula penjelasan dari T Broady pada tahun 2019, sandwich generation ialah, individu yang harus membagi sumber daya atau penghasilannya untuk orang tua dan sekaligus anaknya. Di tahun yang sama pula JN Migliaccio mengulas perkembangan mengenai definisi istilah ini. Menurut penjelasannya, JN Migliaccio menyoroti kemunculan generasi milenial berbarengan dengan masa untuk memenuhi dan merawat orang tua yang menua.

Pada kondisi tersebut, dinamika arti dari istilah generasi sandwich semakin meluas. Hingga akhirnya, istilah tersebut bisa dipahami pula sebagai kelompok generasi yang terdiri atas 4 generasi keluarga di mana seluruhnya saling ketergantungan satu sama lain pada sejumlah hal.

Baca juga: Investasi Ini Paling Pas Buat Generasi Sandwich, Dijamin Anti Stres

Dampak Menjadi Generasi Sandwich Terhadap Keuangan

generasi sandwich

Generasi Sandwich

Kemunculan status sandwich generation tak lepas dari adanya keharusan atau kewajiban untuk menjaga anggota keluarga selain dari keluarga inti. Hal ini menimbulkan sejumlah dampak atau konsekuensi.

Seseorang yang termasuk ke dalam generasi sandwich mempunyai jumlah tanggungan yang lebih besar atas keluarganya ketimbang yang bukan generasi sandwich. Hal ini merupakan dampak utama dari generasi tersebut dan membuat kewajiban finansial cenderung lebih berat, serta proporsi dari waktu senggang menjadi lebih terbatas.

Selain itu, keharusan menanggung beban yang lebih besar ini juga berisiko memberi dampak buruk pada kondisi pernikahan, mental, kesehatan, kesedihan, kecemasan, serta tingkat stres. Menurut sebuah studi yang dilakukan di AS, seseorang yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan orang tuanya lebih rentan merasa tertekan. Penyebabnya tidak lain karena generasi tersebut dihadapkan pada konflik saat tanggung jawab atas keluarganya dan tuntutan kerja harus diselesaikan bersamaan.

Baca juga: Karakter Keuangan Masing-masing Generasi, Kamu yang Mana?

Tips agar Tak Terjebak Sebagai Generasi Sandwich

Setelah memahami apa itu generasi sandwich dan dampaknya, kamu tentu ingin tahu tentang bagaimana cara untuk menghindarinya. Tak perlu khawatir, lakukan hal-hal berikut ini agar tak terjebak sebagai generasi roti lapis.

  1. Susun Budgeting

    Kunci penting agar mampu mengelola keuangan dengan baik adalah menyusun budget. Usahakan untuk melakukan langkah ini sebelum tanggal gajian tiba agar mengetahui besaran pengeluaran per bulan yang nanti harus dipenuhi.

    Ada banyak strategi budgeting yang bisa kamu tiru. Salah satunya menggunakan metode 50-20-30, di mana 50 persen penghasilan untuk memenuhi kebutuhan harian, misalnya konsumsi, bayar kontrakan atau kos, transportasi, dan sebagainya. Sementara 20 persen digunakan untuk tabungan atau investasi, dan 30 persen sisanya untuk kebutuhan tersier atau self reward.

  2. Sisihkan Tabungan Sejak Awal

    Di tengah besarnya kebutuhan yang harus ditanggung, menabung sudah pasti akan terasa begitu sulit dilakukan. Namun, asal ada tekad dan semangat untuk melakoninya, kamu pasti bisa mengelola keuangan dan menyisihkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan. Asal disiplin dan konsisten mengikuti budgeting yang telah disusun, langkah ini tentu bisa sekaligus dilakukan.

  3. Siapkan Dana Pensiun

    Hal penting lainnya yang perlu dipahami agar tak sampai terjebak menjadi generasi sandwich ataupun memutus rantainya adalah menyiapkan dana pensiun sedini mungkin. Sebagai pos keuangan yang bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup saat tak lagi produktif di masa pensiun nanti, setiap orang wajib memiliki dana pensiun.

    Sebab, seiring berjalannya waktu, semua orang pada akhirnya pasti akan memasuki masa pensiun dan tak bisa lagi bekerja untuk mendapatkan pemasukan, kendati kebutuhan diri di masa tua tetap harus terpenuhi. Karenanya, dana pensiun ini menjadi salah satu tujuan finansial yang wajib dicapai agar mampu mencukupi kebutuhan diri sendiri pada masa tua nanti.

    Dengan memiliki dana pensiun, para orang tua tak lagi harus bertumpu pada anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ingat, anak bukanlah dana pensiun yang pasti akan dan mampu membiayai hidup orang tua. Walaupun memang ada aspek rasa bakti kepada orang tua, tapi hal ini hanya akan menjadi beban yang membuat rantai generasi roti lapis terus berulang.

    Alih-alih demikian, usahakan untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri dengan menyiapkan dana pensiun sedini mungkin. Karena digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup saat berusia senja, nominal dana pensiun yang harus terkumpul tidak hanya jutaan, namun juga bisa mencapai miliaran Rupiah. Jika tidak dipersiapkan mulai dari sekarang, rencana mencapai dana pensiun sesuai target tentu akan menjadi terlalu berat.

    Agar lebih mudah dalam memahami perhitungannya, simak contoh pengumpulan dana pensiun berikut ini.

    Jangka Waktu Investasi Nominal yang Harus Disisihkan Tiap Bulan
    20 Tahun 1.3 Juta
    30 Tahun 450 Ribu

    Berdasarkan perhitungan tersebut, jika kamu ingin mencapai target dana pensiun sejumlah 1 miliar pada umur 55 tahun dan saat ini berusia 35 tahun, dana yang harus disisihkan setiap bulannya adalah 1,3 juta selama 20 tahun. Sementara jika dimulai sejak umur 25 tahun, nominal dana yang harus disisihkan berkurang secara signifikan, yakni di angka 450 ribu saja per bulan selama 30 tahun. Perhitungan tersebut dilakukan dengan asumsi dana diletakkan pada instrumen investasi dengan imbal hasil sebesar 10 persen per tahun.

  4. Lakukan Investasi

    Investasi memiliki peranan penting dalam memutus rantai sandwich generation. Sebab, investasi dapat meningkatkan nilai aset guna mempersiapkan kondisi finansial yang lebih baik di masa depan.

    Miliki tujuan investasi yang jelas, yaitu menyiapkan dana yang cukup untuk masa kini dan masa tua nanti biar tidak menyusahkan anak-anak. Jadi, mulai sekarang juga lakukan investasi untuk pos dana darurat dan dana pensiun.

    Gunakan instrumen investasi yang tepat dan minim risiko, seperti reksadana, emas, obligasi, dan sebagainya. Dengan menggunakan reksadan sebagai investasi, kamu dapat melakukan divesifikasi aset sehingga keuntungan yang didapat tidak hanya datang dari satu jenis instrumen investasi saja. Maka, keuntungan yang didapatkan akan menjadi lebih variatif dan kamu memiliki cadangan aset ketika salah satu produk yang dimiliki mengalami kerugian.

  5. Komunikasikan dengan Keluarga

    Miliki keberanian untuk berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan dan keluarga tentang keuanganmu. Tujuannya supaya kamu tidak stres memikirkan persoalan keuangan sendiri, sekaligus membuat orang tua dan keluarga paham dengan beban finansial yang dipikul.

    Pilih waktu dan mood yang pas saat berkomunikasi dengan pasangan dan keluarga. Hindari bicara dengan perasaan emosi, sebisa mungkin gunakan pemilihan bahasa yang baik dan sopan supaya tidak menyinggung perasaan orang tua atau pasangan.

  6. Lindungi Diri dan Keluarga dengan Asuransi Kesehatan

    Bagi generasi sandwich, asuransi kesehatan penting untuk dimiliki supaya ketika musibah sakit parah atau kecelakaan melanda, keuangan tetap terlindungi karena biaya berobat hingga rawat inap akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.

    Miliki asuransi kesehatan terbaik sesuai dengan kebutuhan untuk diri, keluarga, serta orang tua. Selain asuransi kesehatan dari pemerintah (BPJS Kesehatan), kamu juga bisa mempertimbangkan untuk membeli asuransi tambahan.

Baca juga: Generasi Sandwich Baca Ini Dulu sebelum Beli Asuransi Kesehatan Keluarga

Jangan Biarkan Rantai Sandwich Generation Terus Bergulir

Menjadi seseorang yang terjebak ke dalam generasi sandwich memang bisa memberi banyak beban, tidak hanya pada finansial keluarga, tapi juga kondisi mental serta kesehatan. Karena itu, usahakan untuk memutus rantai tersebut dengan tips-tips yang telah dijelaskan di atas.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement