Sabtu 04 Feb 2023 07:00 WIB

Profil Nabilah Alsagoff, Co-Founder DOKU yang Pelopori Pembayaran Digital di Indonesia

Nabilah Alsagoff adalah Co-Founder dan Chief Operating Officer dari pelopor payment gateway, DOKU. Berikut cerita suksesnya.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Sosok Nabilah Alsagoff dikenal sebagai Co-Founder dan Chief Operating Officer (COO) dari pelopor payment gateway, DOKU. Selama ini DOKU dikenal sebagai penyedia pembayaran dalam jaringan yang beroperasi di bawah naungan PT Nusa Satu Inti Artha. 

Sebelum fintech alias teknologi keuangan merebak seperti sekarang, DOKU telah merintis pembayaran layanan digital (belanja online). Layanan yang disediakan DOKU sukses menjembatani ketidakmampuan produsen dan konsumen dalam bertransaksi online.

Di awal kemunculan DOKU pada tahun 2007, payment gateway ini bekerja sama dengan 50 merchant saja. Namun selang sepuluh tahun kemudian, DOKU sukses menggandeng lebih dari 25 ribu merchant, meliputi Oppo, Sinar Mas, AirAsia, dan masih banyak lagi. 

Tak hanya itu, kini pengguna pun diberikan opsi pembayaran investasi jangka panjang seperti reksa dana. Pada September 2020 lalu, nama Nabilah Alsagoff masuk dalam daftar 25 business woman yang paling berpengaruh di Asia Pasifik versi Forbes.

Baca Juga: Begini Cerita Amanda Cole Dirikan e-Grocery Sayurbox hingga Sukses Masuk Forbes Under 30

Pecinta Teknologi yang Berani Bermimpi Besar

Nabilah Alsagoff

Nabilah Alsagoff (Sumber: globalinnovationforum.com)

Merintis dan membangun DOKU hingga sebesar sekarang bukan terjadi dalam semalam. Semuanya membutuhkan proses yang memakan waktu sampai bertahun-tahun.

Kilas balik ke masa lalunya, Nabilah dikenal sebagai pribadi yang energik di masa sekolah. Sejak di bangku sekolah, ia sudah bermimpi besar ingin menciptakan terobosan baru di bidang teknologi. 

Memasuki masa kuliah, wanita yang hobi berolahraga ini lantas mengambil jurusan teknik tingkat diploma. Namun saat itu, ia sempat merasa tidak begitu yakin akan pilihannya tersebut.

Belakangan, Nabilah mengubah haluan lalu mengambil jurusan English and Comparative Literature di Murdoch University, Australia. Waktu itu masih tahun 90-an. Setelah lulus, rupanya Nabilah mendapat jalan untuk kembali bertekun lagi di bidang teknologi.

Menemukan Ide Pembuatan DOKU

Awalnya, Nabilah sempat menjalin kerja sama dengan Dewan Pariwisata Bali untuk pembuatan website di tahun 2005. Pembuatan situs tersebut bertujuan untuk membangkitkan sektor bisnis, sebagai bagian dari pemulihan seusai peristiwa bom Bali di tahun 2002 silam. 

Ketika itu, Nabilah kesulitan sewaktu hendak melakukan pembayaran online dengan bank lokal. Saat itulah a-ha moment datang dan dirinya pun mendapat konsep untuk pembuatan DOKU di tahun 2007. 

Nabilah yang merupakan warga negara Singapura ini mengenali potensi perkembangan usaha dompet digital di Indonesia. Ia lantas membuat model bisnis serupa untuk Indonesia setelah dirinya tahu bahwa bisnis Malaysia pun menangani pembayaran transaksi di internet. 

Mulai Dirikan PT Nusa Satu Inti Artha

Ia pun mendirikan PT Nusa Satu Inti Artha untuk menaungi DOKU. Waktu itu, bisnis uang digital memang belum marak bermunculan seperti zaman sekarang. Sehingga peluang itu pun dioptimalkan Nabilah beserta timnya. 

Mereka mempromosikan ide dan konsep DOKU dengan bersemangat. Kendati demikian, DOKU memang tak langsung melejit mencapai kesuksesan. Dibutuhkan proses yang bertahap dan cukup lama hingga akhirnya para klien berhasil diyakinkan oleh tawaran bisnis dari Nabilah.

Sempat Kesulitan Mendapat Klien

Di awal perintisan DOKU, tidak semua hal berjalan mulus bagi Nabilah. Sibuk bekerja membangun bisnis garapannya, ia bahkan sering kehilangan waktu tidur demi berjuang mensukseskan DOKU.

Meski cukup sulit mendapat klien yang akhirnya yakin untuk menggunakan DOKU, namun Nabilah tak patah semangat dan terus gencar mempromosikan tawaran bisnisnya. Butuh waktu sekurangnya tiga tahun hingga ia berhasil mendapat klien pertamanya untuk menggunakan DOKU

Memberi Solusi Bagi Problem Sosial

Belakangan Nabilah sukses menggaet kepercayaan dari Sinar Mas Land. Kemudian di tahun 2008, Garuda Indonesia yang saat itu tengah mengembangkan e-travel juga menantangnya untuk problem solving pembayaran daring.

Berkat keunggulannya, Nabilah pun berhasil memberikan solusi atas tantangan tersebut. Sejak itu, DOKU makin dipercaya banyak pihak terutama bank, karena sanggup memberi solusi terkait pembayaran transaksi daring untuk maskapai tersohor di Indonesia tersebut.

Semakin Dipercaya Oleh Masyarakat

Hingga grup media Indonesia Elang Mahkota Teknologi membeli saham mayoritas PT Nusa Satu Inti Artha di tahun 2016. Di tahun 2017, DOKU sukses menggandeng lebih dari 24.000 merchant dan kinerjanya didukung oleh 217 orang karyawan.

Jika dulu sempat kesusahan mencari klien, lain ceritanya dengan sekarang. Kini, sekurang-kurangnya DOKU telah mempunyai lebih dari 4 juta pengguna dan terhubung dengan lebih dari 20 perbankan. 

Fakta tersebut membuat berbagai perusahaan besar kian tertarik dan percaya untuk menjadi klien DOKU. Di antaranya seperti Viva, Oppo, Air Asia, sampai ajang pencarian bakat tersohor Indonesian Idol.

Baca Juga: 13 Kisah Inspiratif Pengusaha Sukses Indonesia

Jadi Pengusaha Wanita yang Dihargai di Asia

Nabilah Alsagoff

Nabilah Alsagoff (Sumber: www.viva.co.id)

Berkat kiprahnya bersama DOKU, nama Nabilah masuk dalam daftar 25 pengusaha wanita yang paling berpengaruh di Asia Pasifik versi Forbes 2020. Selain itu, Nabilah juga masuk dalam daftar 10 Self-Made Women Entrepreneurs Asia versi CIO Women Magazine

Ia berada di urutan ketujuh bersama sejumlah nama pebisnis perempuan Asia kenamaan lainnya, seperti Thuy Thanh Truong di urutan sepuluh, Kim Oanh di peringkat sembilan, dan Tan Hooi Ling di posisi kedelapan. 

Adapun di urutan keenam ada Sylvia Yin yang terus mengerucut ke urutan tertinggi, yaitu Wang Laichun (ke-5), Wu Yajun (ke-4), dan Pollyanna Chu (ke-3). Zhou Qunfei, founder dan CEO dari Lens Technology yang menyuplai LG, Samsung, juga Microsoft dengan smartphone display berada di peringkat kedua. 

Dan Thai Lee, CEO dari SHI International, perusahaan IT dengan senilai 11,1 miliar Dollar AS (penjualan) yang melayani lebih dari 20 ribu klien, termasuk Boeing dan AT&T, menduduki peringkat pertama.

Perusahaan Pertama yang Terima Pendanaan Apis Partners

Kabarnya, Apis Growth Fund II telah mengucurkan dana ekuitas swasta senilai 32 juta Dollar AS (setara Rp480,5 miliar) untuk membantu pengembangan dan perluasan DOKU. Diketahui, dana ekuitas swasta merupakan kelas aset untuk berinvestasi di perusahaan yang tak terdaftar di bursa saham.

Apis Growth Fund II sendiri dikelola oleh Apis Partners LLP, manajer aset asal Inggris yang mendukung bisnis fintech atau layanan keuangan yang masih bertumbuh. Dengan demikian, DOKU menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerima investasi dari Apis Partners.

Rencananya, galangan dana yang diraih DOKU akan dipakai untuk akselerasi pengembangan servis dan produknya. Dana investasi tersebut juga akan dimanfaatkan untuk mengekspansi akses pembayaran digital bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Terus Bertumbuh dan Alami Peningkatan Transaksi

Selain memperlihatkan peningkatan yang mengesankan, DOKU disebut mempunyai pemahaman yang mendalam terkait pasar lokal. Maka tak heran jika DOKU terbukti sanggup memberi solusi pembayaran modern dalam perdagangan secara digital di Indonesia. 

DOKU menjadi satu-satunya pemain pembayaran digital dengan lisensi lengkap mencakup e-wallet, transfer dana, dan e-money di Tanah Air. Guna memfasilitasi transfer antar negara, DOKU pun sudah menjalin kerja sama dengan rekan pengiriman uang (remittance) di negara tetangga. 

Sementara itu, dalam perkembangannya, DOKU terus bertumbuh dan telah memproses 47 juta transaksi, yang totalnya mencapai 2,9 miliar Dollar AS. 

Pelopor Dompet Elektronik (E-Wallet) di Indonesia

DOKU disebut sebagai pelopor e-wallet Indonesia dan telah mencapai titik impas dengan pertumbuhan 30% di setiap tahunnya. Kilas balik ke tahun 2013, DOKU sukses menembus total transaksi 1,1 miliar Dollar AS. Jumlah ini setara dengan kurang lebih Rp15 triliun.

Mari bandingkan dengan pencapaian Nabilah dan DOKU di tahun 2019. Saat itu, Forbes mengungkapkan DOKU telah menangani transaksi hingga mencapai Rp63 triliun. 

Tak tanggung-tanggung, jumlah tersebut mengalami peningkatan 50% dari tahun 2018 lalu. Menurut Forbes, pencapaian ini merupakan langkah DOKU untuk menjadi salah satu layanan pembayaran elektronik paling terkemuka di Tanah Air. 

Kiat Sukses ala Nabilah Alsagoff

Mencermati profil para tokoh yang bisnisnya sukses di berbagai bidang, mereka semua memiliki satu kesamaan. Semuanya dapat memberikan solusi yang tepat bagi setiap permasalahan yang ada. Selain itu, rata-rata mereka pun selalu memberikan inovasi terbaik yang mampu memudahkan kehidupan orang banyak.

Lantas spesifiknya, apa saja kiat sukses ala Nabilah Alsagoff? Melalui perjalanan kariernya, Nabilah diketahui tak hanya konsisten dan tekun bertahun-tahun. Ia juga menjadi problem solver untuk kepentingan banyak orang, sehingga mereka pun menjadi lebih mudah dalam bertransaksi. 

Nabilah mempunyai tiga faktor lainnya yang tak kalah penting. Ia tak hanya berani bermimpi besar dan berpikiran visioner saja, tapi juga sanggup mengomunikasikan pemikiran dan visinya secara terperinci, hingga mewujudkannya menjadi konkret. 

Di samping itu, Nabilah juga menjalin komunikasi yang intens dengan pihak yang terlibat, seperti para calon kliennya. Pada akhirnya, itulah yang membawa DOKU mampu meyakinkan mitra bisnis mereka dengan penuh integritas dan menjadi sesukses sekarang.

Baca Juga: Profil Wulan Guritno, Aktris yang Masih Tampak Aduhai di Usia Kepala Empat

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement