Senin 10 Apr 2023 15:00 WIB

Jadi Bahan Pertimbangan Penting Pilih Reksa Dana, Yuk Cari Tahu Apa Itu Average Yield

Gunakan average yield untuk memperhatikan indikasi keuntungan atau return. Jika belum paham apa itu average yield, simak penjelasan berikut ini.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Foto: Cermati
Cermati

Seiring berjalannya waktu, jumlah masyarakat yang melek tentang dunia finansial, khususnya investasi terus bertambah secara signifikan. Tidak sedikit orang yang memahami bahwa investasi merupakan salah satu jembatan yang mampu membawa kondisi keuangan ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini membuat kemunculan investor pemula kian hari kian menjamur.

Biasanya, bagi yang masih belum terlalu berpengalaman dengan dunia investasi, instrumen reksa dana kerap dijadikan sebagai pilihan. Alasannya, karena cara kerjanya yang lebih simpel, tingkat risiko mudah disesuaikan kebutuhan, dan mampu dimulai dengan modal yang terjangkau.

Meski begitu, agar bisa memilih produk reksa dana yang terbaik, tetap ada beragam hal penting yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah average yield seperti yang terdapat di produk reksa dana jenis pasar uang dan obligasi.

Lalu, apa maksud istilah average yield ini? Juga apa perbedaan istilah tersebut dengan return, cara membandingkan, jenis, dan cara membacanya? Untuk lebih jelasnya tentang average yield, simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.

Baca juga: Dividend Yield - Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

 

Pengertian Average Yield

average yield

Avergae Yield

Pada konteks investasi, khususnya reksa dana, average yield bisa diartikan sebagai indikasi keuntungan atau return terhadap portofolio, asset holding, atau aset yang dimiliki di produk reksa dana jika manajer investasi mengelola portofolio tersebut sampai jatuh tempo. Jika tingkat yield makin tinggi, indikasi return atau keuntungan yang mungkin didapatkan akan terlihat makin menarik.

Average yield juga bisa diartikan sebagai total dari seluruh bunga, dividen, dan berbagai jenis pemasukan lainnya yang dihasilkan oleh investasi. Nilai tersebut kemudian dibagi dengan usia investasi atau jangka waktu investor memegang portofolio investasi yang bersangkutan. Jadi, istilah ini bisa diartikan sebagai keuntungan atau total pemasukan yang dihasilkan dari aktivitas investasi yang dibagi dengan jangka waktu atau usia investasi.

Istilah average yield ini penting digunakan berbarengan dengan beragam faktor lain saat mengevaluasi produk reksa dana obligasi maupun pasar uang. Beberapa faktor tersebut, antara lain kualitas dari aset holding serta durasi investasi.

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa istilah ini tak berarti kepastian keuntungan atau return. Pasalnya, nilai dari average yield tersebut bisa saja berubah seiring berjalannya waktu.

Penyebabnya tidak lain karena manajer investasi bisa saja melepas komposisi portofolio investasi reksa dananya guna mengatur kembali likuiditas. Langkah serupa juga mungkin dilakukan saat manajer investasi ingin mengubah strategi investasinya dengan menyesuaikan pergerakan pasar, serta belum menghitung biaya manajemen yang diberlakukan oleh manajer investasi ataupun pajak.

Terkait hal ini, terdapat kemungkinan bagi manajer investasi yang bersangkutan tersebut untuk menjual aset atau instrumen investasi pada portofolionya. Perubahan average yield bisa terjadi ketika aktivitas penjualan atau pelepasan instrumen aset di portofolio investasi dilakukan sebelum tiba waktu jatuh tempo.

Perbedaan Average Yield dengan Return

Walaupun sama-sama menggambarkan keuntungan, tapi ada beragam perbedaan antara average yield dengan return. Pada reksa dana, istilah return adalah performa sebuah produk reksa dana pada masa lalu selama kurun waktu tertentu. Sementara untuk istilah average yield sendiri pada produk reksa dana adalah angka indikatif terkait performa produk yang didapatkan dari asset holdings produk reksa dana di waktu yang sedang berjalan dan sifatnya masih belum pasti.

Sebagai contoh, kamu memiliki aset dalam sebuah produk reksa dana dengan historis return sebesar 32 persen dalam kurun waktu 5 tahun. Sedangkan saat melihat informasi produk reksa dana, average yield yang dimilikinya hanya 6 persen. Jadi, keduanya menunjukkan informasi yang berbeda terkait keuntungan pada sebuah produk reksa dana yang penting untuk dipahami oleh investor.

Nilai dari return sendiri hanya bisa berubah tergantung dari keuntungan yang telah didapatkan dan direalisasikan pada produk reksa dana. Di lain sisi, nilai dari average yield pada produk reksa dana akan berubah tiap bulan menyesuaikan pembaharuan dari pihak manajer investasi yang mengelolanya.

Baca juga: Cara Menghitung Keuntungan Reksadana, Lengkap dengan Contoh

Cara Bandingkan Average Yield Antara Produk Reksa Dana

Pada dasarnya, cara membandingkan nilai average yield antarproduk reksa dana tidaklah sulit. Secara umum, makin tinggi nilai average yield, artinya indikasi return atau keuntungan yang mungkin didapatkan oleh investor juga akan makin menarik dan menjanjikan.

Walaupun begitu, nilai average yield yang tinggi tak serta merta menjadi indikasi pasti bahwa aktivitas investasi di produk reksa dana yang bersangkutan akan menguntungkan ke depannya. Namun, yang pasti, ketika membandingkan reksa dana kamu dapat mengurutkan produk yang memiliki tingkat average yield paling tinggi hingga paling rendah. Dengan begitu, kamu bisa mempertimbangkan produk mana yang paling layak untuk dipilih sesuai kebutuhan dan perhitungan.

Cara Memahami Average Yield Tahunan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, istilah ini mengacu pada keuntungan atau imbal hasil yang didapatkan dari aktivitas investasi dibagi dengan jangka waktu investasi. Mengetahui informasi tentang average yield berguna untuk menganalisis potensi keuntungan dari sebuah produk investasi, khususnya yang memiliki bunga mengambang.

Dengan begitu, investor tetap bisa mempertimbangkan bagaimana potensi perkembangan dari sebuah produk investasi, walaupun nilai modal ataupun tingkat bunganya berubah seiring berjalannya waktu. Istilah ini juga bisa diaplikasikan pada sejumlah instrumen investasi tertentu, sebagai contoh, rekening deposito, saham, komoditas, hingga investasi real estate.

Contoh pengaplikasian average yield bisa ditemukan pada rekening tabungan yang memiliki tingkat bunga mengambang. Nilai dari average yield tahunan bisa dihitung dengan menjumlahkan seluruh pembayaran keuntungan atau bunga dalam kurun waktu tertentu dan membaginya dengan jumlah angka dari rerata modal di tahun berjalan.

Nilai dari average yield tahunan juga bisa dijadikan sebagai ukuran yang berguna untuk menentukan bagaimana performa sebenarnya dari sekumpulan instrumen investasi. Secara umum, istilah ini mampu menunjukkan performa seiring waktu dari sebuah instrumen investasi selama beberapa tahun sekaligus.

Contoh Perhitungan Average Yield

Anggap saja kamu mempunyai sebuah portofolio reksa dana yang mampu menghasilkan keuntungan sebesar 1 juta dari valuasi net mencapai 10 juta selama kurun waktu 1 tahun. Kemudian, di tahun selanjutnya, imbal hasil yang diberikan dengan nilai valuasi investasi yang sama adalah 1,5 juta. Berlanjut ke tahun ketiga, valuasi investasi yang sama mampu menghasilkan keuntungan mencapai 800 ribu.

Mengacu dari contoh tersebut, bisa dipahami bahwa keuntungan atau return investasi di tahun pertama adalah 10 persen, di tahun kedua sebesar 15 persen, dan 8 persen pada tahun ketiga. Maka, rata-rata keuntungan tahunan investasi yang dilakukan tersebut adalah ((10 persen + 15 persen + 8 persen)/3) atau 11 persen.

Jenis Average Yield Tahunan

Ada beragam variasi terkait perhitungan keuntungan atau yield yang berlaku pada sejumlah produk reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang. Sebagai contoh, persentase tahunan keuntungan atau APY menunjukkan keuntungan tahunan yang efektif dari sebuah instrumen investasi. Hal tersebut dilakukan dengan memasukkan efek bunga compounding dan mengasumsikan instrumen dimiliki selama 1 tahun penuh.

Selain itu, ada pula jenis seven-day yield sebagai keuntungan tahunan dari reksa dana pasar uang, yang dihitung berdasarkan dari rerata distribusi modal selama 7 hari. Sedangkan untuk jenis instrumen obligasi, istilah umum terkait yield meliputi current yield, yaitu tingkat bunga obligasi dengan bentuk persentase dari harganya saat ini.

Ada pula jenis yield to maturity atau bisa juga disingkat sebagai YTM. Jenis yield ini akan mampu menggambarkan tingkat keuntungan yang mungkin didapatkan oleh investor jika mereka menahan obligasi hingga tanggal jatuh temponya. Sementara tax equivalent atau TE yield merujuk pada beragam municipal bonds yang tak terkena pajak, dan mampu membandingkan imbal hasil dari obligasi kena pajak dengan obligasi bebas pajak.

Beralih ke instrumen saham, ada jenis pengukuran yield atau stock dividen yield yang membagi tingkat dividen tahunan dengan rerata biaya layanan. Tidak sedikit perusahaan, khususnya yang memiliki nilai saham stabil, membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen.

Investor yang ingin mendapatkan keuntungan tinggi sebagai pemasukan pasif umumnya mencari dan menghitung jenis yield ini. Terkadang, tingkat yield akan menjadi terlalu tinggi. Hal tersebut bisa menjadi indikasi perusahaan terlalu meninggikan nilai sahamnya.

Baca juga: Portofolio Saham dan Tips Menyusunnya Agar Investasi Maksimal

Cek dan Analisis Dulu Average Yield Sebelum Memilih Instrumen Investasi

Sejatinya, average yield adalah informasi yang berguna untuk memudahkan investor dalam menganalisis potensi keuntungan dari instrumen investasi berbunga mengambang. Walaupun hanya berupa gambaran, tapi informasi ini penting sebagai bahan pertimbangan investor dalam berinvestasi. Karenanya, pastikan untuk mengecek dan menganalisis dulu nilai average yield sebelum memilih suatu instrumen investasi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement