Mahalnya harga rumah membuat kebanyakan orang hanya bisa membelinya dengan cara KPR atau Kredit Pemilikan Rumah. Di samping itu, harga properti yang terus melonjak setiap tahun membuat sistem kredit tersebut menjadi satu-satunya cara untuk bisa memiliki hunian pribadi.
Akan tetapi, pengajuan KPR kerap kali membutuhkan proses yang panjang dan melibatkan peran perbankan. Di samping itu, besarnya bunga cicilan dan durasi tenor yang begitu panjang membuat tidak sedikit orang ragu untuk mengajukan KPR ini saat berencana membeli hunian. Belum lagi adanya risiko penolakan pada proses pengajuan karena berbagai macam hal.
Nah, jika kamu memiliki kekhawatiran yang sama, mungkin KPR dengan sistem in house ini bisa dijadikan sebagai solusi. Pada dasarnya, KPR in house merupakan jenis program kredit rumah yang cukup populer dan mulai banyak dipertimbangkan oleh masyarakat yang ingin membeli rumah.
Lantas, seperti apa sih program KPR in house ini beserta kelebihan dan kekurangan layanannya? Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasan seputar KPR in house berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Sistem Joint Income KPR, Solusi bagi Pasangan yang Ingin Beli Rumah Bareng
Tentang Layanan KPR in House
KPR in House
Dengan tingginya jumlah nasabah KPR saat ini, tidak mengherankan jika layanan kredit tersebut mengalami beragam inovasi dan perkembangan. Berkatnya, masyarakat bisa lebih fleksibel dan mudah untuk mewujudkan impiannya mempunyai hunian pribadi dengan cara kredit.
Dahulu, membeli rumah hanya bisa dilakukan dengan cara cash atau tunai. Hanya saja, karena memang harga properti seiring waktu terus meroket, semakin banyak orang tak sanggup untuk membeli rumah secara tunai. Karena alasan inilah program kredit rumah atau KPR ini muncul.
Seiring berjalannya waktu, program KPR yang bisa diajukan oleh masyarakat pun mengalami inovasi agar lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Salah satunya adalah KPR in house di mana sistem pembayaran cicilan rumah dilakukan ke pihak developer. Ya, sistem KPR in house ini tak lagi menggunakan jasa perbankan sebagai perantaranya.
Dengan sistem tersebut, KPR jenis ini tentu mampu memberikan sederet keuntungan yang tidak hanya dirasakan pihak konsumen, tapi juga developer properti. Walaupun begitu, tetap pahami jika ada beberapa kekurangan dari sistem KPR ini yang penting untuk diperhatikan. Intinya, selayaknya dengan jenis kredit rumah lainnya, KPR in house tetap mempunyai keunggulan dan kekurangannya tersendiri yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi keuangan.
Keunggulan KPR in House
Agar lebih mampu mempertimbangkan apakah KPR in house ini layak dijadikan pilihan, ada baiknya kamu memahami apa saja keunggulan dan keuntungan yang diberikannya.
-
Tak Membutuhkan Uang Muka
Tak dapat dipungkiri jika kebanyakan orang yang hendak mengajukan KPR kerap dijegal dengan besarnya biaya uang muka yang harus dibayarkan. Pada sistem in house, pembayaran uang muka tersebut dihilangkan sehingga mampu meringankan beban nasabah.
Saat telah ada perjanjian terkait pembelian properti dengan sistem KPR ini, kamu hanya diharuskan untuk membayar biaya booking. Umumnya, booking fee tersebut mempunyai masa angsuran singkat, yaitu mulai dari 10 sampai 20 kali pembayaran.
-
Terbebas dari Beban Bunga
Tak hanya menghilangkan uang muka, sistem KPR ini juga tak membebankan bunga pada nasabahnya. Keuntungan ini tentu tak akan dirasakan oleh nasabah KPR yang ditawarkan oleh lembaga perbankan.
Dalam kata lain, jumlah keseluruhan dari cicilan KPR in house yang harus dibayarkan oleh nasabah bernilai setara dengan harga jual rumah. Kalaupun memiliki bunga, jenis bunga yang dibebankan pada nasabah adalah bunga tetap atau flat rate yang lebih minim risiko.
-
Proses Pengajuan Lebih Praktis
Keuntungan lainnya dari KPR dengan sistem in house adalah proses pengajuan yang jauh lebih simpel dan praktis dibanding yang ditawarkan perbankan. Pasalnya, dari segi ketentuan, syarat, maupun dokumen yang perlu diserahkan pada saat mengajukan pembelian rumah secara kredit in house ini lebih sedikit dan mudah dipenuhi.
Berbeda dengan layanan di bank, KPR in house tak memerlukan beragam dokumen maupun hasil survei dalam memverifikasi kondisi keuangan atau kemampuan bayar calon nasabahnya. Terkait dokumen yang diminta pada pengajuan kredit ini antara lain, KTP, surat keterangan kerja, dan NPWP saja. Jadi, tak mengherankan jika pengajuannya cenderung lebih praktis dan mudah dipenuhi calon nasabahnya.
-
Tanpa Biaya Pengajuan
Selain proses yang lebih simpel, pengajuan KPR in house juga tak membebankan nasabah dengan berbagai macam biaya di luar nilai beli rumah. Misalnya, pada pengajuan KPR konvensional, pihak bank biasanya akan meminta sejumlah fee, seperti, biaya survei, akad kredit, biaya appraisal, hingga biaya provisi.
Jika ditotal, seluruh biaya tersebut tentu bisa terasa memberatkan keuangan nasabah. Nah, untungnya, sederet biaya pengajuan ini tak akan kamu temukan saat mengajukan KPR dengan sistem in house secara langsung ke pihak developer properti.
-
Prosedur Lebih Ringkas dan Cepat
Keuntungan yang terakhir dari program KPR dengan sistem in house ini berkaitan dengan prosedurnya. Mulai awal pengajuan, verifikasi, hingga persetujuan, KPR in house mempunyai prosedur yang terbilang ringkas dan tak memakan banyak waktu. Terlebih jika dibandingkan dengan program KPR konvensional ataupun KPR subsidi, prosedur pengajuan KPR in house terasa jauh lebih simpel dan cepat.
Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan KPR jenis ini diajukan langsung pada pihak developer properti sehingga prosesnya relatif lebih sederhana. Di samping itu, rumah yang dibeli dengan sistem in house ini bakal menjadi hak milik nasabah ketika pelunasannya telah mencapai 80 persen atau lebih dari jumlah tagihan yang harus dibayarkan.
Baca Juga: Proses Akad Kredit KPR yang Wajib Dipahami Jika Ingin Beli Rumah
Kekurangan KPR in House
Walaupun menawarkan banyak keuntungan di atas, program KPR in house ini tetap mempunyai beragam kekurangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
-
Risiko Penipuan dari Oknum Developer Bodong
Perlu dipahami jika pengajuan KPR dengan sistem ini dilakukan secara langsung antara pihak nasabah dengan developer properti. Walaupun jumlah developer properti yang legal, kredibel, dan terpercaya cukup banyak, tak menutup fakta jika ada saja oknum developer nakal yang berisiko menimbulkan kerugian kepada pihak konsumen.
Salah satu contoh kerugian yang mungkin terjadi adalah risiko penipuan. Selain itu, ada pula kemungkinan masalah hunian yang tak kunjung selesai dibangun atau mandek di tengah jalan, maupun hasil bangunan tak sesuai spesifikasi yang diberikan pada awal penawaran. Tentunya, kamu perlu menyiasati risiko masalah tersebut dan memastikan kredibilitas serta legalitas developer sebelum mengajukan KPR dengan sistem ini agar tak tertipu.
-
Memerlukan Persiapan Dana yang Masif
Jika dibandingkan dengan KPR konvensional, kredit rumah dengan sistem in house umumnya membebankan biaya cicilan yang lebih tinggi. Karena alasan tersebut, tak jarang developer properti menyasar nasabah yang mempunyai pendapatan menengah ke atas untuk membeli rumah dengan kredit in house.
Umumnya, nasabah yang disasar untuk sistem kredit rumah ini juga adalah kelompok yang menjadikan properti tersebut sebagai sarana investasi. Walaupun begitu, jika kamu memang mempunyai kondisi keuangan yang cukup kuat untuk menanggung beban cicilannya, tidak ada salahnya mengajukan KPR jenis in house dalam membeli hunian pribadi.
-
Variasi Tenor Umumnya Lebih Singkat
Kekurangan yang terakhir dari KPR dengan sistem in house adalah variasi tenornya yang cenderung lebih kaku dan singkat. Seperti yang kita tahu, kebanyakan orang mengajukan program KPR agar mampu mencicil biaya pembelian rumah dengan tenor yang panjang, bahkan hingga puluhan tahun. Tujuannya agar beban cicilan yang ditanggungnya terjangkau dan tak terlalu membebani kondisi keuangan.
Namun, pada KPR jenis in house ini, variasi tenor yang bisa dipilih oleh nasabah cenderung lebih singkat. Umumnya, tenor maksimal yang diberikan pada nasabah KPR jenis ini adalah 5 tahun.
Terkait besaran cicilannya sendiri adalah sekitar 60an kali angsuran dengan nominal yang juga tak bisa dipandang sebelah mata. Jadi, tak mengherankan jika target pasar dari sistem KPR ini secara umum adalah masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke atas.
Dengan Keunggulan dan Kekurangannya, Apakah KPR in House Ideal Jadi Pilihan?
Menawarkan banyak keuntungan, KPR dengan sistem in house bisa menambah pilihan kredit rumah bagi kamu yang ingin memiliki hunian pribadi. Hanya saja, ada beberapa kekurangan dari sistem kredit rumah tersebut yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan kondisi keuangan. Nah, setelah memahami keunggulan dan kekurangannya di atas, apakah kamu tertarik mengajukan sistem KPR jenis ini?
Baca Juga: Ingin Ambil KPR? Pahami Dulu Apa Itu Jaminan Fidusia