Perubahan perekonomian di dunia turut mengubah pola hidup masyarakat dalam mengelola keuangan. Langkah ini merupakan salah satu wujud adaptasi dari dinamika segala aspek ekonomi di dalamnya.
Hal itu semakin sulit karena harga kebutuhan sehari-hari ikut melonjak. Di sisi lain, pendapatan yang stagnan atau bahkan tidak bertambah seiring dengan tuntutan daya beli yang meningkat.
Jika kamu merasakannya masalah itu juga, bijaksana dalam mengelola pendapatan merupakan langkah yang paling tepat. Kebiasaan ini dapat membantu kamu lebih aware dalam memahami kondisi keuangan.
Pemahaman dan literasi keuangan yang lebih baik pun memunculkan berbagai gaya hidup dalam mengelola keuangan. Salah satu yang sedang populer dan digemari oleh Gen Z adalah frugal living.
Baca Juga: Cara Cerdas Mengalokasikan Pengeluaran
Pengertian Frugal Living
Frugal Living
Secara umum, frugal living merupakan kecenderungan menggunakan uang hanya untuk hal-hal yang penting saja. Orang frugal–sebutan untuk orang yang menerapkan gaya hidup frugal living–biasanya hanya menggunakan uangnya untuk kepentingan primer untuk menekan pengeluaran seminim mungkin.
Orang frugal biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum membeli suatu barang. Mereka pun rela melakukan penghematan besar-besaran untuk biaya yang tidak perlu.
Tak heran jika orang yang menerapkan gaya hidup ini sering disebut pelit. Padahal, yang dilakukan orang frugal merupakan sesuatu yang wajar.
Orang frugal juga rajin mencatat pendapatan dan seluruh pengeluarannya secara rutin. Hal ini dilakukan agar dapat mencari tahu biaya apa yang bisa dikurangi dan dialokasikan untuk keperluan yang lain.
Bagi orang frugal, pengeluaran wajib adalah yang utama, seperti untuk biaya bulanan, makan, ongkos, dan cicilan. Selain dari biaya ini, penggunaan dananya akan ditekan agar tidak terlalu boros.
Meski awalnya banyak dikritik, nyatanya frugal living ampun diterapkan untuk menghindari overspent dan kebiasaan boros. Justru, semakin banyak orang yang penasaran dan ingin mencoba frugal living pada kehidupannya.
Apakah kamu salah satu orang yang menerapkan frugal living? Apakah gaya hidup ini cocok untukmu untuk mengatur keuangan agar lebih balance dan benar-benar memberikan dampak positif?
Perbedaan Frugal Living dan Minimalis
Gaya hidup frugal memang tengah digemari anak-anak muda saat ini. Salah satu alasannya adalah karena dapat membantu menekan pengeluaran, terutama biaya yang sering tidak terkendali seperti untuk makan atau sekadar nongkrong.
Frugal living juga sering disamakan dengan minimalis. Sebab, keduanya sama-sama menekankan pada pengaturan pengeluaran.
Namun, sebenarnya frugal living dan minimalis merupakan dua pemahaman yang berbeda. Apa saja yang membedakan keduanya? Berikut ulasannya.
-
Perbedaan spending
Ketika menggunakan uang, orang frugal cenderung melakukan penghematan biaya untuk keperluan yang lebih penting untuk masa depan. Misalnya, dengan tidak berlangganan layanan streaming agar dananya bisa digunakan untuk keperluan lain.
Sementara, orang minimalis lebih fokus pada kenyamanan untuk kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, mereka tidak keberatan untuk mengeluarkan uang lebih banyak transportasi agar perjalannya lebih nyaman.
-
Prioritas keuangan di masa muda
Orang frugal tidak keberatan jika harus bekerja ekstra keras dan berhemat asalkan bisa mandiri secara finansial secepat mungkin. Mereka bahkan dianggap mampu pensiun sebelum memasuki usia 50-an karena telah memiliki dana yang cukup.
Sedangkan, mereka yang melakukan gaya hidup minimalis lebih mengutamakan kesenangan dan kepuasan selagi masih muda. Meski begitu, tentunya gaya hidup ini membuat kamu tetap harus bekerja keras hingga tua nanti.
-
Pendekatan yang berbeda
Seperti yang telah dijelaskan, orang frugal mengutamakan pengaturan uang yang rinci. Mereka akan mengevaluasi mana besaran dana yang dapat dikurangi agar bisa ditabung atau dialihkan untuk keperluan yang lain.
Di sisi lain, orang minimalis memilih untuk mengurangi jumlah benda untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan tidak mengandalkan barang yang tidak perlu dan menghindari hal-hal yang tidak terlalu diinginkan.
-
Hal yang dikorbankan
Berkaitan dengan poin nomor dua, orang frugal mungkin akan merasa kondisi keuangannya lebih nyaman di masa tua. Namun, sebagai gantinya, masa muda mereka akan sangat berat dan seakan hanya untuk bekerja saja.
Kebalikannya, orang minimalis yang rela mengeluarkan uang lebih untuk jalan-jalan, misalnya, disebut lebih bisa menikmati jerih payah saat bekerja. Mereka menikmati kehidupan ketika masih muda dan memiliki tenaga untuk melakukan yang diinginkan.
-
Beda persepsi
Dikarenakan kebiasaan menabung dan berhemat yang dilakukan, orang frugal lebih aware dan peduli dengan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Jadi orang frugal siap menghadapi kondisi keuangan seberat apapun karena sudah mempersiapkannya dengan matang.
Sementara itu, orang minimalis beranggapan bahwa hidup harus dinikmati saat ini. Intinya, mereka tidak terlalu memusingkan apa yang akan terjadi masa depan.
Itulah 5 hal yang membedakan antara gaya frugal living dan minimalis. Mulai dari cara pengaplikasian hingga hasil, keduanya ternyata sangat berbeda.
Namun, pada dasarnya kedua gaya hidup ini memberikan nilai positif dalam kehidupan yang dijalankan. Kira-kira, mana yang cocok dengan kondisi keuangan kamu saat ini?
Baca Juga: 11 Tabungan Pilihan Tanpa Biaya Administrasi Bulanan
Tip Menerapkan Frugal Living
Frugal Living bukan Berarti pelit
Dalam mengatur keuangan, komitmen kepada diri sendiri adalah yang terpenting. Sebab, seberapa baik pun perencanaan yang dilakukan, semua itu akan sia-sia jika tidak menjalankan komitmen dengan baik dan tertib.
Pada konsep frugal living, kedisiplinan amatlah penting agar gaya hidup ini dapat terealisasikan. Mulanya, penerapan frugal living, pasti akan berat, tapi lama kelamaan akan mudah jika sudah terbiasa.
Jika kamu tertarik dan ingin menerapkan frugal living, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Kamu dapat memulai dari hal yang dianggap mudah dan masuk akal dulu sebagai permulaan. Berikut tipnya.
-
Catat semua pengeluaran
Seperti yang sudah dijelaskan, pencatatan keuangan sangat krusial bagi orang frugal. Tidak boleh ada pengeluaran sekecil apapun yang tidak terhitung.
Dengan melakukan hal ini, kamu akan mengetahui besaran pengeluaran setiap bulan. Sehingga, pada bulan berikutnya, anggaran yang dipersiapkan akan lebih jelas.
-
Utamakan biaya terpenting
Dalam mencatat keuangan, utamakan biaya penting yang tidak bisa jika tidak dibayarkan. Contohnya, biaya listrik, air, internet, dan kebutuhan primer lainnya.
Jika dana untuk kebutuhan itu sudah terpenuhi, kamu bisa menggunakan sisa anggaran lainnya untuk diberikan kepada orang tua atau keluarga dan bisa diinvestasikan.
-
Incar diskon dan barang second
Mulai sekarang, jangan abaikan kata “diskon” atau “sale” setiap berbelanja. Namun, tentu saja kamu harus pastikan barang tetap dalam kualitas baik, ya.
Orang frugal juga lebih mengutamakan barang second ketimbang harus membeli barang baru. Apalagi jika barang yang diperlukan masih bisa berfungsi dengan baik dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah.
-
Tidak harus selalu membeli
Selain membeli barang second, orang frugal juga mengandalkan jasa rental, misalnya kendaraan. Sebab, meminjam kendaraan akan jauh lebih murah dan dipakai sesuai kebutuhan.
Mereka juga tidak sungkan meminjam barang milik saudara, apalagi jika barang akan dipakai hanya dipergunakan dalam jangka waktu singkat.
-
Kurangi biaya hedon yang tidak perlu
Jangan anggap teman yang tidak mau diajak nongkrong itu pelit. Bisa jadi ia hanya sedang mengatur keuangannya dengan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Bukan berarti dengan menjadi orang frugal kamu tidak bisa nongkrong. Hanya saja, biasanya akan ada waktu yang telah ditentukan, misalnya setiap sebulan sekali di tanggal-tanggal tertentu saja.
-
Tertib dalam mengatur uang makan
Makan merupakan kebutuhan utama, orang frugal dapat melihat celah untuk menghemat biayanya. Misalnya, dengan membawa bekal makan siang di rumah agar lebih hemat.
Orang frugal juga akan membuat rencana pengeluaran bulanan untuk makan. Hal ini akan membantu ketika akan membeli stok bahan makanan agar tidak ada yang terbuang atau mubazir.
-
Wajib menabung
Salah satu alasan melakukan gaya hidup frugal living adalah karena kamu bebas menabung. Sebab, jika kebutuhan utama sudah terpenuhi, akan lebih mudah untuk menentukan besaran uang yang akan ditabung.
Agar tidak terlalu berat, kamu bisa menerapkan sistem menabung sesuai tanggal, misalnya Rp1.000 untuk tanggal 1, Rp19.000 untuk tanggal 19, dan seterusnya. Jika sudah terbiasa, kamu bisa menaikkan nominalnya dan membuat target.
-
Semua demi masa tua
Pepatah, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” sangat menggambarkan kehidupan frugal living. Satu hal yang harus diingat bahwa kehidupan yang serba irit saat ini akan menguntungkan ketika di masa tua.
Meski tidak bisa jalan-jalan sesering teman-teman lain, tabungan mereka akan bertambah lebih cepat. Oleh karenanya, kamu harus yakin bahwa “pengorbanan” yang dilakukan saat ini akan memberikan keuntungan di masa depan.
-
Berinvestasi
Jika sudah bisa mengatur keuangan, kamu akan menemukan bahwa pendapatan selama ini memiliki sisa yang bisa dipakai untuk hal lain, termasuk berinvestasi. Pilih jenis investasi sesuai ketersediaan dana.
Frugal Living: Gaya Hidup Untuk Anak Muda
Itulah cara menerapkan frugal living bagi pemula. Jika ingin mencoba frugal living, lakukan satu per satu untuk membiasakan diri terlebih dulu.
Selanjutnya, kamu boleh menerapkan cara yang lain jika frugal living telah terbukti berhasil membantu berhemat. Selamat mencoba!
Baca Juga: 15 Tips Mengubah Kebiasaan Boros Menjadi Kebiasaan Hemat