Kebanyakan orang menganggap jika seseorang yang menanamkan modalnya di bursa efek sebatas dikenal dengan sebutan investor atau pemodal. Tapi, jika melihat dalam kacamata investasi, ada banyak jenis investor yang bisa ditemui. Salah satunya adalah investor institusional.
Sesuai namanya, investor institusional adalah penanam modal yang berasal dari pihak organisasi atau perusahaan. Berbeda dengan investor individu, investor institusional melakukan transaksi investasi dengan atas nama pihak atau orang lain.
Lalu, apa saja contoh investor yang termasuk pada jenis ini? Nah, jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu investor institusional, cara kerja, karakteristik, hingga contohnya, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Investor Institusional?
Investor Institusional
Investor institusional adalah organisasi atau perusahaan yang melakukan aktivitas atau transaksi investasi atas nama pihak lain. Terkait aktivitasnya tersebut, investor institusional berperan melakukan transaksi guna mengelola modal milik klien atau nasabahnya.
Pengertian investor institusional lain adalah organisasi atau orang yang menjual sekuritas. Umumnya, sekuritas yang ditawarkan oleh investor jenis ini mempunyai biaya lebih terjangkau sehingga mampu menarik minat investor lain untuk menggunakan jasanya.
Bagi sebagian pihak, investor institusional dikenal dengan sebutan big guys on the blocks, alias orang-orang besar di dalam blok. Maksudnya, investor institusional adalah pihak yang memiliki kemampuan mengelola dana dalam jumlah besar dan mengembangkannya secara optimal.
Sebagai contoh, investor institusional berperan untuk mengelola dana pensiun, manajer keuangan, reksa dana, perusahaan asuransi, perwalian komersial, bank investasi, dan sebagainya. Klien atau nasabah dari investor besar ini adalah investor lain yang mempercayakan modal atau dana investasinya.
Fakta menarik tentang investor institusional, pada NYSE, jenis investor ini dipercaya mengakuisisi ¾ volume perdagangan di bursa efek terbesar Amerika Serikat tersebut. Banyak dari mereka yang memindahkan mayoritas saham serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi harga pasar saham.
Tidak hanya dana, investor institusional juga dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman yang tak perlu diragukan lagi seputar dunia investasi. Investor jenis ini juga akan cenderung menjauhi aktivitas investasi yang kurang meyakinkan serta jarang tunduk pada aturan perlindungan dari SEC atau Securities & Exchange Commission.
Cara Kerja Investor Institusional
Jika dibandingkan dengan investor pada umumnya, investor institusional mempunyai cara kerja yang sedikit berbeda. Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, investor institusional mendapatkan sumber dananya dari pihak atau investor lain. Jadi, dana yang dikelola oleh investor ini bukanlah modal pribadi miliknya sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan asuransi akan memanfaatkan dan menginvestasikan dana dari klien atau nasabahnya di instrumen tertentu. Para nasabah tersebut pun secara tak langsung bisa merasakan manfaat dari aktivitas maupun keahlian investasi ini.
Selain itu, besarnya struktur investor institusional membuat potensi keuntungan yang lebih menjanjikan. Bahkan, investor jenis ini memiliki kemampuan negosiasi biaya, baik untuk meningkatkan atau menurunkan nilai investasi. Mereka juga mempunyai akses khusus dan jarang dimiliki investor biasa, contohnya investasi dengan minimal pembelian yang besar.
Aktivitas transaksi yang dilakukan investor institusional memiliki pengaruh yang besar di pasar saham. Dengan jumlah penjualan dan pembelian yang besar, mereka mampu memicu ketidakseimbangan pada tingkat penawaran maupun permintaan. Alhasil, bisa terjadi gejolak dan fluktuasi harga yang terjadi tiba-tiba pada saham, obligasi, atau jenis aset lainnya hanya dari aktivitas investasi investor jenis ini.
Karakteristik Investor Institusional
Jika membandingkannya dengan jenis investor pada umumnya, investor institusional mempunyai beberapa karakteristik yang membuatnya unik dan menarik untuk dipahami. Berikut adalah 3 karakteristik utama dari investor jenis ini.
-
Kepemilikan Dana dari Pihak Lain
Berbeda dengan investor biasa yang menanamkan modalnya sendiri ke instrumen investasi pilihannya, hal tersebut tak berlaku pada investor institusional. Pasalnya, mereka mengelola dan menginvestasikan dana milik klien atau nasabahnya.
-
Volume Perdagangan Masif
Sebagai lembaga atau perusahaan, sudah pasti volume perdagangan yang diinvestasikan oleh investor jenis ini sangat besar. Jika investor biasa mampu berinvestasi dengan jumlah 1 atau 10 lot, investor institusional mampu membeli saham dengan jumlah minimal 100 lot. Dengan volume perdagangan yang masif tersebut pula membuat mereka jarang sekali membeli saham perusahaan kecil karena terlalu berisiko dan mampu memicu turbulensi pada pasar aset.
-
Ada Aturan Sekuritas
Karakteristik yang terakhir dari investor institusional adalah terkait peraturan sekuritas. Jenis investor ini menghindari rasio kepemilikan perusahaan begitu tinggi karena termasuk sebagai pelanggaran terhadap aturan sekuritas yang berlaku.
Contoh Investor Institusional
Sebenarnya, ada banyak contoh perusahaan yang termasuk ke dalam kategori investor institusional. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh investor institusional.
- Bank umum.
- Lembaga dana abadi.
- Lembaga dana lindung nilai.
- Lembaga dana pensiun.
- Manajer Investasi reksa dana.
- Perusahaan asuransi.
Misalnya, perusahaan asuransi yang mendapatkan pembayaran premi dari nasabahnya akan mengelola dana tersebut ke sejumlah instrumen investasi. Dana tersebut akan diinvestasikan dengan strategi tertentu, dan tetap akan menggunakannya untuk memenuhi klaim nasabahnya. Sehingga, perusahaan asuransi ini tergolong sebagai investor institusional karena investasi dengan dana dan atas nama kliennya.
Pelajari Peran Investor Institusional agar Mampu Berinvestasi dengan Matang
Itulah penjelasan tentang investor institusional yang bisa menjadi opsi untuk mengelola dana investasimu. Tentunya, memahami tentang peran investor jenis ini sangat penting karena mampu membantumu menentukan strategi investasi yang matang dan terbaik. Dengan begitu, kamu bisa menentukan apakah menggunakan jasa investor institusional ini optimal dipilih sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan.