Bahaya gaya hidup boros tak hanya bisa membuat seseorang tertekan dan depresi. Gaya hidup boros dan masalah keuangan lainnya pun bisa memunculkan beragam konflik dengan keluarga, pasangan hingga teman.
Dalam banyak kasus, tak jarang seseorang mengalami kejatuhan finansial akibat utang banyak yang asal muasalnya adalah enggan hidup sederhana dan berhemat. Akibat tak pintar mengatur keuangan, kesejahteraan hidup pun jadi hilang.
Akibat hidup boros, banyak juga yang bahkan harus mengalami perceraian serta perselisihan yang pahit dan menyakitkan dengan anggota keluarga ataupun teman-temannya.
Ciri-Ciri Gaya Hidup Boros yang Patut Diwaspadai
Gaya hidup boros yang hedonis dan konsumtif dapat menjebak seseorang tanpa disadarinya. Oleh sebab itu, penting bagi setiap individu untuk memeriksa diri serta kebiasaan keuangannya yang bisa jadi bersifat destruktif dan berpotensi membahayakan kesejahteraan hidupnya.
Kamu bisa terhindar dari bahaya gaya hidup boros yang mengintai keuanganmu. Langkah awalnya yakni dengan mengenali dan menyadari ciri-ciri pemborosan yang mungkin telah dilakukan tanpa disadari selama ini, apa saja ciri-cirinya?
- Terlalu senang berbelanja barang mewah tertentu yang tidak terlalu diperlukan seperti jam tangan mahal, gadget terkini atau kendaraan dengan harga selangit,
- Sering menghabiskan waktu di mall, pusat perbelanjaan atau café yang notabene biayanya lebih besar dan mahal,
- Memaksakan diri mengikuti suatu gaya hidup agar bisa jadi pusat perhatian di media sosial, demi gengsi, atau untuk diterima di lingkaran pergaulan tertentu yang sebenarnya jauh di luar kemampuan keuangan dan penghasilanmu.
Gaya Hidup Boros, Apa Saja Bahayanya?
Jika tidak ditanggulangi dengan baik dan sesegera mungkin, gaya hidup boros dapat menyeret seseorang ke dalam masalah keuangan yang pelik. Apa saja bahaya gaya hidup boros yang bisa mengganggu kesejahteraan lahir batinmu dan mengintai kedamaian keluargamu?
1. Menambah Stress dan Tekanan Hidup
Bahaya gaya hidup boros yang pertama mengintai adalah bertambahnya stress dan tekanan hidup. Jika seseorang terbiasa dengan gaya hidup boros sedangkan cash flow-nya lebih besar pasak daripada tiang, cepat atau lambat itu pasti akan menimbulkan masalah keuangan dan problem di area hidupmu yang lainnya.
Tagihan credit card yang menumpuk bisa membuat seseorang merasa tertekan. Kondisi tersebut bisa jadi lebih runyam dan parah akibat ketiadaan dana untuk membayar, tak ada uang cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, hingga nihil dana darurat untuk menangani keperluan tak terduga yang penting dan mendesak.
2. Menciptakan Konflik dalam Keluarga dan Lingkungan Pertemanan
Sudah bukan rahasia lagi bahwa gaya hidup boros kerap menjadi pemicu banyak masalah. Salah satu diantaranya adalah menimbulkan konflik dalam keluarga dan lingkungan pertemanan dan inilah yang menjadi bahaya gaya hidup boros.
Tak jarang, banyak pernikahan berakhir di meja hijau karena pihak suami atau istri terlalu royal dan boros dalam menyikapi uang, tanpa menyadari kesanggupan keuangannya. Seringnya, kondisi finansial yang buruk berujung menciptakan perselisihan dan pertengkaran di antara anggota keluarga.
Pada kasus lainnya, hubungan pertemanan juga menjadi rusak lantaran meminjam uang, tetapi tak bisa dilunasi sesuai janji. Jika sudah begitu, tak hanya kesejahteraan finansial yang hancur, tapi juga hubungan-hubungan yang berarti dengan orang-orang terdekat.
3. Berdampak Negatif pada Mental dan Bahkan Mengancam Nyawa
Pada tingkatan terekstrim nya, bahaya gaya hidup boros dapat berdampak negatif bukan hanya terhadap mental kesehatan seseorang, tapi juga nyawanya. Akibat berutang, bangkrut dan jatuh miskin, seseorang bisa jadi kehilangan percaya diri karena serba kekurangan serta merasa tak cakap mengelola finansial.
Mirisnya lagi, sudah banyak pemberitaan dengan headline tumpukan utang yang berujung kematian. Pada banyak kasus, korban nekat mengakhiri hidup akibat terjebak utang dalam jumlah amat besar (yang bunganya berbunga) dan tak sanggup membayar.
4. Jadi Sering Merasa Miskin, Tidak Sejahtera dan Serba Kekurangan
Gaya hidup boros bisa membuat seseorang jadi kurang bersyukur meski gajinya sudah besar. Tak jarang, individu seperti ini tak menyadari bahaya gaya hidup boros yang mengintainya.
Alih-alih merasa berkecukupan, mereka sering merasa miskin, tidak sejahtera dan serba kekurangan seolah semuanya tak pernah cukup akibat mindset yang keliru. Jika sudah begitu, akan semakin sulit bagi seseorang untuk hidup tentram dan bahagia.
Anggapan serba kekurangan dan tak pernah cukup ini juga bisa terjadi akibat ketidak mahiran seseorang dalam mengatur keuangan, gaya hidup yang terlampau hedonis dan konsumtif, atau perpaduan dari semua sebab di atas.
5. Tak Ada Tabungan, Dana Darurat dan Tak Punya Investasi
Bahaya gaya hidup boros berikutnya adalah tak ada tabungan, dana darurat dan investasi. Minimnya literasi keuangan yang dikombinasikan dengan gaya hidup boros dapat sangat berbahaya bagi kesejahteraan seseorang.
Pasalnya, tanpa perencanaan keuangan yang matang, maka kesejahteraan, kemandirian dan kebebasan finansial akan lebih sulit tercapai. Individu yang terjebak oleh gaya hidup hedonisme, konsumtif dan boros umumnya gemar berbelanja.
Mereka kerap mengabaikan tabungan, apalagi untuk dana darurat dan investasi. Padahal, menyisihkan pendapatan untuk ketiga hal ini akan sangat diperlukan demi masa depan finansial yang lebih aman, sejahtera dan terjamin.
6. Disorientasi Keuangan
Disorientasi keuangan juga merupakan dampak dari bahaya gaya hidup boros. Enggan berhemat dan terlalu memaksakan diri menjalani gaya hidup yang serba enak serta mewah bisa membuat seseorang kehilangan fokus.
Jika sudah begitu, tujuan finansialnya pun bisa jadi tak sehat dan berantakan. Sebagai contoh, dana yang seharusnya digunakan untuk membeli rumah atau membayar biaya pendidikan anak malah terpakai untuk pembelanjaan barang konsumtif demi gengsi yang tak penting dan tidak mendesak.
Lakukan Evaluasi Keuangan secara Menyeluruh
Tentunya, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, terutamanya dalam hal pengeluaran uang. Oleh sebab itu, jangan sampai hilang kendali. Agar terhindar dari bahaya gaya hidup boros yang merugikan, sikapi keuanganmu dengan lebih cakap, bijak dan cerdas.
Lakukan evaluasi finansial secara berkala dan menyeluruh. Selalu prioritaskan hal esensial yang hakiki dan lebih penting, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan yang pokok dan utama. Berikut 4 langkah yang bisa dilakukan dalam mengevaluasi keuangan secara menyeluruh:
1. Pastikan Income Selalu Lebih Besar dari Pengeluaran
Sudahkah kamu memastikan penghasilanmu lebih besar dari pengeluaran? Bukan dengan menambah tumpukan utang apalagi menambah masalah, kamu akan ingin memastikan agar penghasilanmu lebih besar dari pengeluaran.
Untuk itu, bertekunlah pelajari keahlian baru yang profitable dan dapat menambah income agar penghasilanmu bisa bertambah. Selain belajar bisnis sampingan, jangan ragu untuk memangkas pengeluaran yang tidak perlu agar terhindar dari masalah keuangan.
Ingatlah bahwa gaya hidup ala sultan yang berlebihan hanya akan berujung pada keterpurukan apabila tidak dibarengi dengan perencanaan keuangan skala akbar yang berimbang.
2. Perbanyak Literasi Finansial dan Terus Asah Skill Pengelolaan Uang
Sudahkah kamu memperbarui literasi dan keahlian keuanganmu? Ingat, hidup bergelimang harta tanpa dibarengi dengan kecakapan finansial yang memadai bisa mengakibatkan seseorang bangkrut dan jatuh miskin.
Hobi berfoya-foya, hura-hura, dan menghamburkan uang secara membabi buta yang tidak diimbangi dengan pemasukan yang sama besarnya hanya akan berujung pada kehancuran. Uang sebanyak apapun bisa habis dengan mudah jika tidak diatur dengan baik. Harta bisa raib hanya dalam hitungan detik akibat kesembronoan langkah seseorang.
Bahkan, kapal yang terhebat sekalipun bisa tenggelam akibat satu kebocoran kecil—begitu juga dengan kondisi keuangan seseorang. Oleh sebab itu, selalu pelajari literasi keuangan dari para ahli ataupun para teladan terbaik yang dikagumi.
Kemudian, aplikasikan strategi dan tipsnya ke dalam perencanaan keuanganmu sendiri. Pandai-pandailah dalam menyusun prioritas hidup, termasuk dalam pengelolaan keuangan pribadimu.
3. Kendalikan Diri dan Berdisiplin dalam Belanja
Hindari keinginan berbelanja yang bernafsu, spontan, dan tanpa pikir panjang (impulsive buying), belanja berlebihan untuk barang yang tak penting dan tak mendesak (excessive buying) ataupun belanja untuk menimbun stok yang kebanyakan—yang akhirnya malah mubazir (bulk buying).
Sebaliknya, ber disiplinlah dalam berbelanja. Biasakan untuk menulis keperluan belanja harian, mingguan, dan bulanan dengan lebih terarah dan terencana ke dalam list prioritasmu.
Berkomitmenlah terhadap kesejahteraan hidup dan masa depanmu dengan cara follow your own rules. Hindari ugal-ugalan berbelanja lebih dari item yang tercantum di dalam daftar ataupun di luar budget yang tersedia.
4. Ubah Mindset dan Ganti Gaya Hidup
Jika kamu sedang terjebak masalah keuangan akibat gaya hidup boros, segeralah perbaiki situasimu agar terhindar dari dampak buruknya. Pastikan untuk berpikir lebih kritis. Ubahlah mindset yang sudah usang—gantilah dengan yang lebih relevan, bermanfaat dan menguntungkan.
Ubah juga gaya hidup boros dan gantilah dengan kebiasaan yang lebih menyehatkan serta mensejahterakan kondisi finansialmu. Satu diantaranya seperti healthy lifestyle, gaya hidup minimalis, frugal living, atau kombinasi dari ketiganya yang dijamin lebih berfaedah.
Sikapi Keuangan dengan Lebih Bijak dan Cerdas
Dengan melakukan evaluasi, kemandirian finansial pun dapat segera tercapai. Selain itu, kesejahteraan keuangan pribadimu dan keluarga akan tetap aman. Pada akhirnya, semoga masa depan yang cerah dapat terwujud untukmu dengan lebih mudah.