Gerakan di perut selama masa kehamilan adalah pengalaman umum bagi setiap ibu hamil. Janin dalam kandungan dapat bergerak dengan bebas, seringkali terasa mulai dari trimester kedua kehamilan. Gerakan janin termasuk berputar-putar dan menendang.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin menjadi lebih kuat dan lebih sering. Ini membuat posisi janin dalam kandungan berubah, yang merupakan hal yang normal. Namun, menjelang waktu persalinan, mengetahui posisi bayi dalam kandungan menjadi sangat penting, karena ini dapat mempengaruhi metode persalinan.
Posisi Bayi Dalam Kandungan yang Perlu Dipahami
hamil wajib tahu" />
Mengenali posisi janin dalam kandungan menjadi penting terutama menjelang persalinan, karena terkadang janin berada di posisi yang kurang ideal. Mengetahui posisi janin memungkinkan ibu hamil untuk memilih metode persalinan yang aman dan minim risiko. Beberapa posisi janin yang perlu diketahui antara lain:
1. Posterior Position
Posisi janin di dalam kandungan yang memasuki masa persalinan bagian kepalanya sudah ada di bawah. Namun, ibu hamil juga perlu mengetahui juga arah wajah janin menghadap. Normalnya, wajah janin akan menghadap ke tulang punggung ibu, agar proses persalinan lebih lancar. Akan tetapi, ada kalanya wajah janin justru mengarah ke sisi perut ibu. Nah, posisi yang demikian dikenal dengan sebutan posisi posterior.
Janin dalam kandungan dengan posisi posterior biasanya dapat diketahui dari bentuk permukaan perut ibu hamil yang tampak bergelombang dan tidak rata di depan. Janin dalam posisi posterior ini tak hanya memicu munculnya nyeri punggung pada ibu hamil, tetapi juga dapat menyulitkan proses persalinan. Terlebih, ketika kepala bayi memiliki diameter yang lebih besar, sehingga membuat bayi kesulitan untuk melewati panggul ibu.
Biasanya, janin dalam kandungan yang berada di posisi posterior ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Misalnya, ibu hamil terlalu sering menghabiskan waktunya untuk berbaring atau duduk terlalu lama. Hingga ukuran panggul ibu hamil yang cenderung sempit.
2. Posisi Kepala Janin Di Bawah (Anterior)
Dalam proses kehamilan, posisi janin dengan kepala berada di bawah menjadi yang hal yang umum terjadi. Jika janin dalam kandungan sudah ada di posisi ini, peluang untuk proses persalinan secara normal cukup besar. Sebab, kepala janin telah berada di bawah dekat dengan panggul, dan wajahnya menghadap ke punggung ibu.
Bagian kepala janin yang berada dekat dengan panggul akan menekan bagian leher rahim ibu. Sehingga akan memudahkan jalan lahir terbuka saat proses persalinan. Jadi, usahakan agar janin sudah berada di posisi ini ketika usia kehamilan telah memasuki bulan ke 9.
3. Posisi Sungsang
Saat memasuki masa persalinan dan posisi kaki janin justru di bawah dengan kepala berada di atas, posisi ini disebut dengan istilah sungsang. Posisi yang demikian ini dapat menyulitkan proses persalinan secara normal. Sebab itulah, kebanyakan kasus janin yang berada di posisi sungsang sudah dapat dipastikan akan dilahirkan melalui tindakan operasi caesar.
Posisi janin sungsang ini memiliki tiga variasi, berikut diantaranya.
- Footling breech alias sungsang pijakan, di posisi ini kedua kaki janin atau salah satunya mengarah ke jalan lahir.
- Frank breech, posisi bokong janin mengarah ke bawah dengan kedua tungkai berada di atas hingga hampir menyentuh bagian telinga.
- Sungsang total, posisi bokong janin mengarah ke bawah tepat di atas mulut rahim dengan kedua kaki terlipat sempurna di dekat bokong.
Menurut catatan dari American Pregnancy Association, kondisi janin dalam posisi sungsang dapat terjadi 1 kali dari tiap 25 kehamilan. Posisi janin sungsang dalam kandungan bisa meningkatkan risiko buruk, salah satunya membuat leher bayi terlilit tali pusat. Berikut ini ada beberapa kondisi yang bisa membuat janin cenderung berada di posisi sungsang, antara lain.
- Kehamilan kembar, baik kembar dua maupun lebih,
- Kehamilan yang kedua dan seterusnya.
- Bentuk rahim ibu tidak normal,
- Punya riwayat melahirkan bayi prematur.
- Mengalami kondisi plasenta previa, kondisi dimana plasenta berada di bawah dan menutupi area leher rahim,
- Cairan ketuban yang terlalu sedikit atau bahkan terlalu banyak.
Terkadang, posisi janin sungsang masih bisa beralih ke posisi ideal dan normal, yakni lahir dengan posisi kepala keluar lebih dulu. Namun, jika posisi janin tidak berubah maka ibu harus bersiap untuk melakukan tindakan operasi Caesar demi mengurangi segala jenis risiko persalinan.
4. Transverse (Melintang)
Posisi yang selanjutnya ini sangat mungkin dialami oleh janin di dalam kandungan, yakni posisi transverse alias melintang. Dimana posisi janin melintang di dalam kandungan dengan kaki dan kepala berada di sisi kiri dan kanan perut ibu. Sebetulnya posisi janin ini tidak akan menimbulkan masalah, jika masih jauh dari hari persalinan.
Lantaran, kemungkinan janin untuk berubah posisinya menjadi lebih normal masih ada. Akan tetapi, jika posisi janin yang melintang bertahan hingga menjelang hari persalinan, maka besar kemungkinan ibu hamil harus menjalani tindakan operasi caesar. Pasalnya, proses persalinan normal dengan posisi janin yang melintang memiliki banyak risiko. Dari mulai menyebabkan jalan lahir robek, hingga membahayakan nyawa ibu dan janin.
Periksakan Kandungan dengan Rutin agar Posisi Janin Bisa Dipantau
Janin di dalam kandungan akan terus bergerak mencari posisi yang nyaman, dan ini hal yang normal. Hingga memasuki bulan ke 9, posisi janin akan mulai turun ke arah jalan lahir. Agar mengetahui posisi janin, apakah berada di posisi yang tepat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan USG.
Dengan demikian, ibu hamil masih bisa mengupayakan agar posisi janin berubah untuk memudahkan persalinan secara normal. Misalnya saja dengan rutin melakukan beberapa latihan ringan, seperti jalan kaki, berenang, duduk di bola bersalin, hingga melakukan senam hamil atau yoga prenatal.