Jumat 23 Aug 2024 15:18 WIB

Nasihat Imam Al Ghazali Untuk Muslim yang Mencari Rezeki

Selalu berupaya mencari rezeki agar memiliki niat yang baik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Teladan Imam Ghazali dalam tradisi ilmiah (ilustrasi), ilustrasi ulama
Foto: republika
Teladan Imam Ghazali dalam tradisi ilmiah (ilustrasi), ilustrasi ulama

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengingatkan umat Islam yang akan berusaha mencari rezeki agar memiliki niat yang baik sebelum memulai usahanya. Imam bernama lengkap Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali ini juga mengingatkan manusia agar tidak melupakan akhirat dalam upayanya mencari rezeki di dunia.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin dijelaskan, umat Islam sebelum berusaha mencari rezeki agar tetapkan dan kuatkan niatnya. Miliki tekad serta maksud yang baik pada permulaan usaha yang tengah kita jalani. 

Baca Juga

Lakukan usaha mencari rezeki dengan tujuan untuk menyelamatkan diri dari meminta-minta dan tergantung kepada orang lain. Juga niatkan usaha mencari rezeki untuk mencegah diri dari perbuatan tamak dan rakus. Mencari rezeki yang halal, dan mencari nafkah bagi keluarga dengan tetap berpegang kepada syari'at Islam yang haq. 

Dalam mencari rezeki, umat Islam juga diingatkan, hendaklah berniat untuk berbuat baik kepada sesama manusia, khususnya kaum muslim, mencintai mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri. Ikutilah jalan keadilan, kebijaksanaan dan kebaikan, serta hendaklah selalu memerintahkan kepada yang baik dan melarang yang munkar dalam setiap perkara yang dijumpai di tempat perniagaan.

Menganai agar manusia jangan melupakan akhirat dalam berusaha mencari rezeki, Imam Al Ghazali mengingatkan bahwa dalam usaha manusia mencari rezeki, berniaga dan mencari penghidupan di alam dunia ini, tidak sepantasnya manusia melupakan urusan agama dan kepentingan akhiratnya. Juga tidak sepantasnya dalam mencari rezeki, manusia melupakan tujuannya yang hakiki dalam hidup.

Jangan sampai usaha mencari rezeki menjadikan manusia lupa dengan kepentingan akhirat, sehingga terlena dengan keuntungan duniawi semata. Kemudian, mereka terpaku dengan urusan dunia, sehingga termasuk kelompok orang yang menggadaikan kehidupan akhirat demi menggapai kenikmatan duniawi yang semu. 

Namun, kebalikan dari itu, orang-orang yang shalih dan bijaksana adalah mereka yang selalu memelihara modal utama yang telah Allah SWT berikan. Yaitu tuntunan agama Islam, dan perkara-perkara yang berkaitan dengan kepentingan akhirat mereka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qaṣaṣ Ayat 77)

Setiap manusia diwajibkan berusaha (beramal) di alam dunia ini dengan perbuatan yang baik. Sebab, alam dunia ini merupakan ladang tempat menanam benih untuk kepentingan negeri akhirat.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement