REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jika Allah SWT berkehendak memberikan rahmat seperti kesehatan, rezeki, ilmu dan lainnya kepada seseorang, maka tidak ada yang dapat menahan atau menghalangi. Apapun yang ditahan oleh Allah, maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya. Sebab Allah Yang Maha Perkasa untuk berbuat sesuai kehendak-Nya. Allah Maha Bijaksana dalam setiap ketetapan-Nya.
Demikian juga soal rezeki seseorang, jika Allah menetapkan akan diberikan ke seseorang, maka tidak ada yang bisa menahannya atau menghalanginya. Sebaliknya, jika Allah menahan rezeki seseorang, maka tidak ada yang bisa mengambilnya dari Allah.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Surat Fatir Ayat 2 dan tafsirnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin falā mumsika lahā, wa mā yumsik falā mursila lahū mim ba‘dih(ī), wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada yang dapat menahannya. (Demikian pula) apa saja yang ditahan-Nya, tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Fatir Ayat 2)
Tafsir Kementerian Agama menjelaskan pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat termasuk dalam kekuasaan-Nya. Jika Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorang pun dapat menahan dan menghalangi-Nya.
Begitu pula sebaliknya, jika Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorang pun bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan-Nya.
Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah melalui ibadah untuk mencapai cita-cita kita, dan senantiasa dengan bertawakal kepada-Nya. Begitu juga di dalam usaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya.
Sejalan dengan ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Yunus Ayat 107)
Dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut, dari al-Mugirah bin Syu‘bah berkata bahwa mendengar Rasulullah SAW jika selesai sholat mengucapkan, "Tiada tuhan melainkan Allah. Dia Esa tiada ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas segala sesuatu."
"Ya Allah Tuhanku, tidak ada seorang pencegah pun terhadap sesuatu yang Engkau berikan dan tak ada seorang pemberi terhadap sesuatu yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kejayaan seseorang dalam menghadapi siksaan Engkau.” (Riwayat Imam Aḥmad, al-Bukhari dan Muslim).